Dia menjelaskan sebelum hari pelaksanaan ujian, para pendamping melakukan koordinasi untuk memetakan kebutuhan peserta ujian, terutama akses saat berada di lokasi ujian.
Saat hari pelaksanaan ujian, pendamping bertugas mengarahkan peserta sejak tiba di lokasi hingga masuk ruang ujian.
Pendampingan juga dilakukan saat ujian, salah satunya bagi penyandang tunanetra.
Selain memfasilitasi pendamping, UGM juga menyiapkan peralatan dan perangkat lunak khusus yang akan digunakan penyandang tuna netra, di antaranya headset dan program screen reader yang memudahkan peserta penyandang tunanetra memahami soal ujian melalui suara.
Aulia Rachmi Kurnia, peserta penyandang tunanetra asal Jakarta, mengatakan dapat menjalani CBT-UM UGM dengan lancar.
Ia mengaku terbantu dengan berbagai fasilitasi yang disediakan UGM mulai adanya pendamping, penyediaan perangkat khusus saat ujian, hingga lokasi yang aksesibel bagi penyandang disabilitas.
"Saya merasa sangat senang karena UGM kampusnya cukup inklusif, aksesibel bagi penyandang disabilitas termasuk netra dan ditambah dengan adanya pendamping benar-benar sangat membantu," ujar dia.
Meski memiliki keterbatasan fisik, ia mengaku memiliki semangat dan harapan yang besar dalam menggapai cita-cita.