Kornea seseorang jika seluruh lingkarannnya simetris, maka tidak akan silnder, bisa jadi hanya minus atau normal.
Namun, jika seluruh lingkaran tidak simteris, ada bagian yang flat atau lebih cembung, seseorang tersebut menderita asigmatisme atau perlu kacamata silinder.
“Kenapa bisa jadi seperti itu, karena bisa jadi anak waktu dilahirkan itu sempurna, namun dalam masa pertumbuhan, bola mata juga berubah bentuk, pertumbuhan itu tidak simetris, sehingga yang pada lahir awalnya simetris, tetapi pada saat pertumbuhan, bola mata jadi berubah bentuk. Pertumbuhan itu tidak simetris karena bertumbuh secara tidak bersamaan di daerah kornea, maka dia menjadi tidak simestris dan menjadi silinder,” papar Sagung.
Selain itu ada silinder yang disebabkan oleh faktor pencetus ketika dewasa yang membuat dia silinder.
Faktor pencetus tersebut misalnya terdapat luka di kornea yang membuatnya harus dijahit, dan terdapat infeksi di kornea dan membuat penyembuhan kornea tidak mulus lagi.
Sagung menyarankan kepada orang dengan mata silinder untuk memeriksakannya ke dokter mata agar penanganannya lebih akurat.