Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam mengatakan, Indonesia akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Walaupun tampaknya masih belum jelas, akan tetapi diperkirakan di 2025 berbagai macam profesi akan berlalu lalang bebas. Termasuk para dokter dan ini harus diantisipasi.
“Tadi disebutkan bahwa pekerjaan rumah kita adalah masalah jumlah dan distribusi. Peluang ketika dokter asing itu masuk adalah peluang dua hal tadi. Oleh karenanya, ini menjadi amanah bagi kita di institusi pendidikan bagaimana kita bisa mengejar jumlah spesialis atau subspesialis,” katanya melalui siaran pers, Jumat (21/1/2022).
Baca juga: Angkat Tema Transformasi Digital, UI Menyematkan Gelar Doktor Ilmu Manajemen
Sementara itu, Ketua Program Studi Sp2 Orthopaedi dan Traumatologi FKUI, Prof. Dr. dr. Achmad Fauzi kamal menyatakan, prodi Sp2 Orthopaedi dan Traumatologi ini akan terdapat 9 peminatan dengan waktu tempuh studi selama 2 tahun.
Selain itu UI akan bekerjasama dengan dengan berbagai fasilitas pendidikan maupun penelitian yang terdepan di FKUI, dan juga termasuk Rumah Sakit Pendidikan Utama RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo serta beberapa rumah sakit jejaring baik dalam maupun luar negeri.
“Program studi ini siap untuk mencetak dokter subspesialis orthopaedi dan traumatologi yang unggul dan dapat menjawab permasalahan kesehatan bangsa khususnya dalam bidang orthopaedi dan traumatology,” jelasnya.
Sampai dengan adanya usulan pembukaan Prodi Sp2 Orthopaedi dan Traumatologi ini diajukan, seorang dokter Sp. OT yang akan menjadi konsultan di Indonesia, harus menjalani program pendidikan fellowship yang dikelola oleh Kolegium Orthopaedi dan Traumatologi dengan lama pendidikan 1 tahun atau lebih.