JAKARTA - IPB University bersama Balai Pengembangan Instrumentasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BPI-BRIN) berhasil menciptakan oxygen concentrator dengan molecular sieve produk lokal. Produk yang diberi nama OxIL ini merupakan inovasi untuk krisis kelangkaan oksigen yang terjadi selama pandemi Covid-19.
Salah satu tim peneliti dari BPI-BRIN Dr Anto Tri Sugiarto menerangkan, OxIL adalah oxygen concentrator dengan kapasitas maksimum 10 liter per menit dengan menggunakan metode Pressure Swing Adsorption (PSA).
Sesuai namanya, metode ini menggunakan dua kolom yaitu tempat menyimpan zeolit yang saling bergantian. Ketika udara masuk, nitrogen akan ditangkap sementara oksigen dilepaskan.
(Baca juga: IPB University Bakal Gelar Perkuliahan Tatap Muka Terbatas Akhir Oktober)
“Keunggulan OxIL ini adalah menggunakan material lokal yang dikemas dengan teknologi instrumentasi dan kontrol dari BPI-BRIN, serta penggunaan bahan baku molecular sieve yaitu zeolite yang diproduksi oleh IPB University,” sebutnya.
Selain Dr Anto, penggagas inovasi ini adalah Dr Zaenal Abidin, pakar kimia lempung dan zeolit dari Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University.
Dr Zaenal Abidin menjelaskan, bahan baku pembuatan zeolite semuanya berasal dari bahan lokal. Tidak hanya itu, bahan lokal ini juga mudah diproduksi sehingga dapat mengurangi ketergantungan kebutuhan zeolite yang selama ini diimpor.
“Keunggulan zeolite yang digunakan adalah sangat efektif untuk memisahkan gas-gas yang berada di udara, sehingga kemurnian oksigennya dapat mencapai lebih dari 90 %, pembuatan zeolite yang lebih murah serta dapat diproduksi di Indonesia secara berkelanjutan,” kata Dr Zaenal.
Selain untuk memenuhi kebutuhan oksigen di bidang medis, IPB University dan BPI-BRIN juga telah berhasil memanfaatkan oksigen konsentrasi tinggi yang dihasilkan dari OxIL untuk bidang pertanian. Produk ini diintegrasikan dengan teknologi fine bubble sehingga mampu mempercepat penyiapan benih.