Konsep ini, tambah dia, juga memungkinkan peminat tanaman untuk menanam tanaman musiman berusia pendek di dalam rumah tanpa memerlukan lahan yang luas.
Selain itu, konsep ini memberikan kemudahan bertanam berupa sistem kendali cahaya, suhu, kelembapan, dan irigasi secara otomatis.
"Faktor-faktor tersebut akan diukur menggunakan sensor kemudian sensor akan mengirim sinyal agar sistem kendali dapat memberi penanganan, seperti menyiram tanaman dan menyalakan lampu fotosintesis. Pengguna tidak perlu merawat tanaman secara rutin untuk menghasilkan tanaman yang tumbuh optimal," katanya.
Sementara itu, salah seorang mahasiswa yang merupakan ketua tim pelaksanaan PKM-KC Atikah Nur Putranto menambahkan bahwa nanofarm mampu menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan.
"Bahkan, semua sistem telah terkendali otomatis sehingga tidak perlu repot-repot melakukan kegiatan bertanam seperti biasanya," katanya.
Mahasiswa lainnya, Amanatun Nisa Setiowati mengatakan dirinya berharap konsep nanofarm yang tengah dikembangkan tersebut mampu membantu permasalahan ringan di masyarakat perkotaan. (din)
(Rani Hardjanti)