Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahasiswa ITS Ciptakan EyeXaminer untuk Deteksi Dini Retinopati Diabetik, Cegah Kebutaan Permanen

Rani Hardjanti , Jurnalis-Kamis, 18 Desember 2025 |06:57 WIB
Mahasiswa ITS Ciptakan EyeXaminer untuk Deteksi Dini Retinopati Diabetik, Cegah Kebutaan Permanen
Mahasiswa ITS Ciptakan EyeXaminer untuk Deteksi Dini Retinopati Diabetik, Cegah Kebutaan Permanen
A
A
A

Keunggulan utama EyeXaminer terletak pada penerapan teknologi Deep Learning dengan metode Convolutional Neural Network (CNN) Multimodal. Sistem ini mampu mengklasifikasikan tingkat keparahan retinopati diabetik ke dalam lima kategori, mulai dari kondisi normal hingga tahap paling berat, yaitu Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR).

Selain itu, EyeXaminer juga dapat memperkirakan risiko kebutaan berdasarkan sejumlah parameter klinis, seperti Indeks Massa Tubuh (IMT), usia, riwayat merokok, serta lamanya pasien menderita diabetes. Seluruh data tersebut dianalisis dengan mengombinasikan citra retina dan informasi klinis pasien.

Anggota tim EyeXaminer, Intan Fitri Hardyanti, yang merupakan mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS angkatan 2023, menyebutkan bahwa inovasi ini mampu memangkas waktu pemeriksaan secara signifikan.

“Jika sebelumnya pemeriksaan membutuhkan waktu hingga satu jam, dengan EyeXaminer prosesnya hanya memakan waktu sekitar satu sampai dua menit,” jelasnya.

Efisiensi dan inovasi tersebut mengantarkan tim EyeXaminer, di bawah bimbingan Dr. Shoffi Izza Sabila, S.Kom., meraih medali perak kategori Poster dan medali perunggu kategori Presentasi pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2025 dalam bidang PKM Karsa Cipta.

Ke depan, tim berencana mengembangkan prototipe lebih lanjut dengan menambahkan fitur pemfokusan kamera otomatis, memperluas dataset citra retina masyarakat Indonesia, serta meningkatkan kualitas kamera. Selain itu, kerja sama dengan rumah sakit juga tengah dijajaki guna memperoleh validasi data yang lebih komprehensif.

“Kami masih membutuhkan kolaborasi dengan lebih banyak rumah sakit agar data yang digunakan semakin beragam dan akurat,” ujar Abin.

Ia berharap EyeXaminer dapat diterapkan secara luas, khususnya di fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas. Dengan demikian, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini gangguan mata dapat meningkat dan risiko kebutaan permanen bisa ditekan.

Inovasi ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera serta poin ke-9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement