Dalam pengembangannya, tim membagi peran secara terstruktur, mulai dari analisis data dan perhitungan fisika, perancangan antarmuka pengguna dan visualisasi 3D, hingga integrasi data NASA ke dalam sistem berbasis web.
Tantangan terbesar mereka adalah menggabungkan data ilmiah dengan model fisika yang realistis dalam waktu yang sangat terbatas, sekaligus memastikan hasil simulasi tetap akurat dan mudah dipahami oleh pengguna. Menurut Thalita, pengalaman berkompetisi di ajang internasional sebesar ini memberikan banyak pelajaran berharga.
“Kami belajar pentingnya kolaborasi lintas disiplin dan bagaimana berpikir secara global dalam menghadapi isu ilmiah yang kompleks. Selain itu, kami juga belajar mengelola proyek dengan efisien dalam waktu singkat dan membuat keputusan berbasis data secara cepat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Thalita berharap pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa STEI ITB dan generasi muda Indonesia untuk berani berinovasi serta berkontribusi dalam skala global.
Kompetisi seperti NASA Space Apps Challenge membuktikan bahwa dengan semangat belajar, kerja sama tim, dan keberanian mencoba hal baru, mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia.
"Kami ingin menunjukkan bahwa kemampuan yang dipelajari di kampus dapat diterapkan secara nyata untuk memecahkan masalah dunia,” tutupnya.
Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dan inovasi dari mahasiswa STEI ITB mampu memberikan dampak positif dan membawa nama Indonesia di kancah internasional.
(Rani Hardjanti)