Artikel itu mengklaim bahwa jika mengacu pada skor SAT dan standar masuk saat itu, IQ Trump dapat diperkirakan mencapai 156, angka yang dikategorikan sebagai "genius" dan menempatkannya dalam persentil 99,99 dunia.
Namun, Snopes menegaskan bahwa klaim ini sangat spekulatif. Trump tidak pernah mempublikasikan nilai ujian atau transkrip akademiknya, dan ia juga masuk ke Wharton sebagai mahasiswa transfer, bukan melalui jalur masuk utama yang mensyaratkan skor SAT.
BBC News juga mencatat bahwa Trump sangat sering membicarakan IQ dalam berbagai kesempatan, bahkan sempat menantang Menteri Luar Negeri saat itu, Rex Tillerson, untuk adu tes IQ. Namun, hingga kini tidak ada bukti resmi atau hasil tes publik yang mengonfirmasi skor IQ Trump.
Meskipun hingga kini belum ada bukti resmi yang mengonfirmasi tingkat kecerdasannya secara ilmiah, pengaruh Trump dalam panggung politik global tidak bisa diabaikan. Para ahli psikologi juga berpendapat bahwa IQ tinggi bukan satu-satunya penentu keberhasilan dalam kepemimpinan.
Seperti yang diungkap oleh Dr. Frank Lawlis dari Mensa, kecerdasan seseorang tidak hanya bergantung pada kemampuan logis atau verbal, melainkan juga pada kecerdasan emosional, intuisi politik, dan kemampuan beradaptasi dalam tekanan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)