Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Mahasiswa Indonesia di Iran, Ungkap Situasi Terkini Perkuliahan di Teheran

Rani Hardjanti , Jurnalis-Senin, 23 Juni 2025 |14:42 WIB
Kisah Mahasiswa Indonesia di Iran, Ungkap Situasi Terkini Perkuliahan di Teheran
Kisah Mahasiswa Indonesia di Iran, Ungkap Situasi Terkini Perkuliahan di Teheran. (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA – Serangan Israel ke Iran turut berdampak pada dunia pendidikan. Meski tidak semencekam seperti yang diberitakan media asing maupun media sosial, aktivitas perkuliahan untuk sementara diliburkan.

Salah satu mahasiswa Indonesia, Agiel Laksamana Putra, mengungkapkan bahwa sejak serangan militer Israel ke wilayah dekat Ibu Kota Iran, Teheran, perkuliahan di wilayah tersebut diliburkan untuk sementara waktu. Agiel, yang juga Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Iran, tengah menempuh pendidikan magister di Ahlul Bayt International University, Teheran, Iran.

"Teman-teman mahasiswa sudah mulai mengamankan diri, sudah berada di dalam asrama dan tidak beraktivitas di luar asrama," ujarnya, menceritakan kondisi Teheran yang diserang Israel pada Jumat, 13 Juni lalu.

Agiel PPI Iran

(Agiel Laksamana Putra di depan Ahlul Bayt International University, Teheran, Iran)

Saat ini, Agiel berada di Kota Qom, lokasi yang situasinya lebih kondusif dibandingkan Teheran. Namun menurutnya, meski perkuliahan diliburkan, kondisi di Teheran sudah berangsur normal, tidak seperti pemberitaan yang menyebutkan Teheran seperti kota mati.

"Toko-toko di Kota Teheran, per pagi tadi saya mendapat informasi, sudah buka. Jadi yang menyatakan Teheran bagai 'Kota Hantu' itu tidak benar," ujarnya saat berbincang di program Morning Zone Okezone, Senin (23/6/2025).

Mahasiswa jurusan Magister Tasawuf ini menceritakan bahwa ia menjadi salah satu dari 97 Warga Negara Indonesia (WNI) yang turut serta dalam evakuasi tahap pertama. Di bawah koordinasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran, Agiel bersama rombongan menempuh perjalanan selama 16 jam dengan pemeriksaan dokumen yang ketat.

 

"Sementara WNI lainnya masih bertahan di Teheran untuk ikut dalam evakuasi gelombang kedua," imbuhnya.

Kini, 11 hari sejak serangan Israel, Agiel menyampaikan keinginannya yang kuat untuk kembali mengikuti perkuliahan di kelas. Ia rindu beraktivitas seperti biasa, menyusuri kota Teheran dengan transportasi umum, dan menikmati kuliner khas Iran.

Menurutnya, warga Iran sangat ramah dan sangat menghormati para pendatang yang menuntut ilmu di negara tersebut. Bahkan dalam proses evakuasi pun, semua berjalan dengan dimudahkan.

Harapan jika Kondisi Memburuk

Dengan memanasnya hubungan Iran-Israel, Agiel berharap aktivitas belajar mengajar bisa kembali normal. Namun apabila kondisi semakin memburuk, ia berharap Pemerintah Indonesia menyiapkan langkah-langkah terbaik agar mahasiswa tetap dapat melanjutkan pendidikan, termasuk kemungkinan melanjutkannya di Indonesia.

"Ada prosedur khusus untuk kami agar bisa menyetarakan pendidikan di Indonesia," harapnya.

Agiel berharap, meski situasi politik terus meningkat, hal tersebut tidak menghalangi mahasiswa Indonesia di Iran untuk bisa menyelesaikan pendidikan hingga tuntas.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement