Massa 2017 OF201 diperkirakan sekitar 20.000 kali lebih kecil dari massa Bumi dan 50 kali lebih kecil dari massa Pluto.
Sementara jarak orbit Bumi dari Matahari disebut Satuan Astronomi (SA). 2017 OF201 kini berjarak 90,5 SA dari Matahari, atau 90,5 kali jarak Bumi ke Matahari.
Namun, pada titik terjauh orbitnya, 2017 OF201 berjarak lebih dari 1.600 SA dari Matahari, sedangkan titik terdekat orbitnya sekitar 45 SA. Hal ini mengindikasikan bahwa 2017 OF201 terkadang lebih dekat ke Matahari daripada Pluto, dimana jarak orbitnya berkisar antara 30 hingga 49 SA saat menempuh jalur elips mengelilingi Matahari.
"Kami masih belum tahu banyak tentang bagian jauh tata surya karena saat ini sulit melihat langsung objek-objek di luar sekitar 150 satuan astronomi," ujar Cheng. "Kehadiran satu objek ini mengindikasikan kemungkinan adanya seratus atau lebih objek lain dengan orbit dan ukuran serupa. Saat ini mereka terlalu jauh untuk terdeteksi."
Lima planet kerdil yang diakui oleh International Astronomical Union, berdasarkan urutan jaraknya dari Matahari, yaitu: Ceres, objek terbesar di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter; Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris, dimana mereka semua mengorbit di luar Neptunus.
Cheng menyebutkan bahwa penemuan 2017 OF201 berimplikasi pada hipotesis mengenai potensi keberadaan planet kesembilan di tata surya, yang dijuluki Planet X atau Planet Sembilan.
Hal ini karena orbit 2017 OF201 tidak mengikuti pola objek trans-Neptunus lain yang telah diketahui, yang cenderung berkelompok. Beberapa ilmuwan berhipotesis pengelompokan itu disebabkan oleh gravitasi sebuah planet yang belum ditemukan.
"Keberadaan 2017 OF201 sebagai anomali terhadap pengelompokan tersebut berpotensi menantang hipotesis ini," tutur Cheng.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)