Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

UNS dan Universitas Canberra Kerjasama Penelitian Bis Listrik

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Selasa, 19 November 2024 |08:34 WIB
UNS dan Universitas Canberra Kerjasama Penelitian Bis Listrik
UNS dan Universitas Canberra kerjasama teliti bus listrik (Foto: KBRI)
A
A
A

JAKARTA - Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Canberra (UC) bekerjasama dalam penelitian sistem pengelolaan bis listrik. Rencana kerjasama penelitan berjudul “Decarbonisation Pathways for Indonesia`s Buses Infrastructure (DIBI) using Routing Energy Estimation on Tool, Renewable Energy and Ecosystem Modelling” tersebut dituangkan dalam bentuk dokumen Memorandum of Understanding (MoU).

Naskah MoU ditandatangani Professor Janine Deakin, selaku dekan Fakultas Sain dan Teknologi (FST) UC dan Professor Wahyudi Sutopo selaku dekan Fakultas Teknik (FT) UNS. Penandatangan disaksikan oleh Duta Besar (Dubes) RI untuk Australia, Siswo Pramono dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra Mukhamad Najib.

Sementara dari Australia hadir Claire Scott selaku Director of the Indonesia Trade and Economic Section, Department of Foreign Affairs and Trade dan Alison Drury, Manager, Trade and International Branch, Department of Industry, Science and Resources.

Dalam sambutannya Dubes RI menyebut bahwa kerjasama ini sangat strategis dan tepat waktu. Saat ini, menurut Dubes Siswo, telah lahir kesadaran bersama untuk meninggalkan bahan bakar fosil untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Kendaran listrik menjadi alternatif terbaik yang ramah lingkungan saat ini. Oleh karena itu, tambah Siswo, kerjasama penelitian antara UNS dan UC yang berfokus pada sistem pengelolaan bis listrik sangat strategis.

Dekan FT UNS, Wahyudi Sutopo, mengatakan jika penandatanganan MoU ini menegaskan sebuah komitment untuk bekerja sama, berinovasi, dan menciptakan nilai yang melampaui kemampuan individu masing-masing. Perjanjian kerjasama antara UC dan UNS, tambah Wahyudi, dibangun atas dasar saling menghormati dan berbagi visi. UC dan UNS percaya bahwa dengan menggabungkan kekuatan akan dapat mencapai suatu kontribusi yang luar biasa.

Menurut Atdikbud Mukhamad Najib, pemerintah RI dan Australia memiliki perhatian yang sama dalam isu transisi energi dan pembangunan berkelanjutan. Kerjasama penelitian mengenai bis listrik yang dilakukan UC dan UNS sangat sejalan dengan upaya bersama dalam mengurangi emisi carbon di kedua negara. Kantor Atdikbud KBRI Canberra, menurut Najib selalu siap mendukung dan memfasilitasi kerjasama antar universitas di Indonesia dan Australia, baik dalam bidang pendidikan maupun penelitian. Atdikbud Najib berharap kerjasama UNS dan UC dapat belangsung produktif dan memberikan dampak positif bagi kedua universitas dan bagi kedua negara.

Sementara Dekan FST UC, Janine Deakin, mengaku sangat gembira atas inisiatif kerjasama antara UC dan UNS. Penandatanganan perjanjian kerjasama ini menurut Janine merupakan pembuka jalan untuk aktifitas kerjasama yang lebih luas antara kedua universitas. UC, tambah Janine, memiliki peneliti-peneliti yang dapat diandalkan untuk berkolaborasi dengan UNS. Kolaborasi UC dan UNS dalam penelitian sistem pengelolaan bis listrik diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang berdampak positif bagi lingkungan.

Kerjasama UNS dan UC mencakup tiga tahapan, yaitu; penelitian sistem pengelolaan bis listrik yang ramah lingkungan, uji coba pelaksanaan sistem, dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas operator dalam sistem pengelolaan bis listrik. Proyek ini nantinya akan diujicobakan pada dua koridor angkutan umum di kota Surakarta dimana sistem pengelolaan bis listrik akan beroperasi. Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah sebagai sumber energi listrik yang akan digunakan untuk sistem pengelolaan bis listrik nantinya juga akan diteliti.

Selain peneliti dari UNS dan UC, proyek kerjasama ini akan melibatkan juga berbagai institusi di Australia dan Indonesia lain. Lembaga Australia yang akan terlibat yaitu National Electric Vehicle Centre of Excellence (NEVCE), EV Energy Pty.Ltd dan ITP Renewables (Australia) Pty.Ltd. Sementara lembaga dari Indonesia yang akan ikut terlibat adalah Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Surakarta, Universitas Multi Media Nusantara, Indonesia Climate and Energy Institute (ICE), dan Yayasan ICLE.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement