Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
898

Kisah Faris dan Shafira Kuliah Kuliah S1 dan S2 Berbarengan, IPK-nya Nyaris 4

Rani Hardjanti , Jurnalis-Rabu, 18 September 2024 |15:57 WIB
Kisah Faris dan Shafira Kuliah Kuliah S1 dan S2 Berbarengan, IPK-nya Nyaris 4
Faris dan Shafira kuliah S1 dan S2 sekaligus, IPK-nya Nyaris 4. (Foto: Dok UGM)
A
A
A

JAKARTA - Kisah Faris dan Shafira yang menempuh pendidikan S1 dan S2 berbarengan bisa menjadi inspirasi. Tidak main-main, keduanya mendapatkan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris 4.

Keduanya merupakan mahasiswa program fast track di Universitas Gadjah Mada (UGM). Adalah Muhammad Faris Al Rif’at dari prodi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian dan Shafira Khairunnisa Subchan dari prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik.

Kegembiraan tentu terukir dalam diri Muhammad Faris Al Rif’at, salah satu wisudawan yang meraih IPK 3,93 dalam program fast track dari Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Meski baru selesai wisuda S1, ia sudah terdaftar dan menjalani kuliah S2 di prodi Ilmu Hama Tanaman.

Kemudian, mulai semester 7 di program sarjana, saat penyusunan skripsi, dia juga harus menjalani kuliah reguler untuk program magister. "Senang sekali karena satu fase perjalanan pendidikan berhasil dilalui,” terang Faris, seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (17/9/2024).

Faris memulai program fast track atau akselerasi saat di semester 7 dan 8 sembari. Dalam waktu bersamaan ia juga menjalani kuliah mengambil 14 sks di semester 1 dan 16 sks di semester 2 pada program magister.

Faris mengaku ia harus pintar-pintar membagi waktu antara kegiatan penelitian skripsi S1 dengan kegiatan kuliah reguler S2 program fast track.

“Tantangan terberat saat kuliah adalah menyesuaikan timeline waktu antara penelitian, kuliah program master, menjadi asisten peneliti dan praktikum, dan pembinaan asrama,” ungkapnya.

Meski begitu, Faris memiliki kiat khusus untuk mengatasi adanya tumpang tindih tersebut. Ia selalu mempersiapkan bahan bacaannya sebelum memulai kelas dan kemudian menetapkan fokusnya pada kelas serta memperbanyak diskusi.

“Menurut saya tidak ada yang berat. saya mengerjakan penelitian skripsi di sore atau sebaliknya, walau tidak jarang ketika weekend atau hari libur saya tetap harus ke kampus atau laboratorium untuk mengerjakan,” kenangnya.

Topik penelitian skripsinya soal lalat buah masih menjadi hama utama penyebab kerusakan dan menghambat ekspor pada buah salak.

Hasil penelitian skripsinya ini dilanjutkan pada penelitian tesis tentang pola perilaku serangan Lalat Buah pada buah salak dalam skala Lapangan.

Dia berharap, dari penelitian dasar di laboratorium dan penelitian skala lapangan ini dapat memberikan solusi permasalahan tersebut.

“Kita ingin dari penelitian ini dapat membantu petani khususnya petani buah salak,” ujarnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement