Berbagai macam produk dan jasa dari riset inovatif telah dihasilkan UI. Seperti membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19, dengan mengembangkan dan memproduksi Flocked Swab HS-19, serta Covent-20 yaitu ventilator portable yang sangat dibutuhkan oleh pasien Covid-19.
“Flocked Swab misalnya sudah bisa menghasilkan nilai komersialisasi yang cukup tinggi. Dan para inventor UI juga sudah mendapatkan royaltinya. Demikian pula dengan inovasi Covent-20, para inventor sivitas akademika juga sudah mendapatkan royalti. Ke depan STP akan menjalankan teknologi vaksin,” ucapnya.
Menurut perempuan yang ahli di bidang Odontologi Forensik dan DNA ini, UI telah berhasil memproduksi Electric Vehicle (EV) berupa bus listrik yang terus dikembangkan dan diproduksi sebagai pengganti bus konvensional berbahan bakar fosil. Secara khusus, bus listrik UI dipakai saat pelaksanaan G20 Summit di Bali pada 2022 lalu.
Bus Listrik Merah Putih Universitas Indonesia (UI) menjadi kendaraan operasional di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia. Bus listrik karya akademisi UI ini menjadi bukti nyata dalam menciptakan lingkungan hidup yang lebih bersih dan sehat.
UI menjembatani kolaborasi antara inventor sivitas akademika dengan mitra industri, serta memperkuat kerja sama yang terjalin di antara keduanya. Peningkatan kerja sama antara akademisi dan mitra industri dinilai penting oleh Nurtami mengingat posisi Indonesia yang makin baik di peringkat inovasi dunia.
Menurutnya, berdasarkan data Global Innovation Index 2023 yang dirilis oleh World Intellectual Property Organization, Indonesia menjadi negara dengan peningkatan peringkat inovasi tertinggi. Peringkat Indonesia terus naik dari 85 pada 2019, ke 75 pada 2022, dan 61 pada 2023.