Untuk Siham, fakultas juga memberikan dukungan dengan fasilitasi supporting system seperti menyediakan buddy (teman) atau mentor.
“Tidak hanya Siham, ada penderita Autism Asperger lain yang juga mendapatkan pendampingan khusus dari Prodi dan pembimbing. Selain itu, ada mahasiswa tuli dan tunadaksa juga yang saat ini telah lulus,”kata Vitri.
Vitri di beberapa kesempatan juga memberikan sosialisasi kepada sivitas lainnya agar memahami kondisi mahasiswa difabel dan turut memberikan dukungan tidak langsung kepada para mahasiswa tersebut. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan menciptakan lingkungan kampus yang ramah dan supportif, seperti menumbuhkan kesadaran dan penerimaan terkait mahasiswa berkebutuhan khusus.
“Pendekatan yang dilakukan terhadap mahasiswa-mahasiswa difabel memang bersifat ‘customized’ tergantung kebutuhan mereka. Komunikasi yang intensif dengan keluarga dan pembimbing akademik mahasiswa-mahasiswa tersebut juga diperlukan sehingga kondisi mereka baik fisik maupun mental selalu terpantau,” pungkasnya.
(Feby Novalius)