Pendidikan adalah kunci yang bisa digunakan untuk merubah kondisi perekonomian suatu keluarga. Apabila ada batu ganjalan besar berupa mahalnya UKT maka bisa dipastikan kesempatan untuk mengubah kondisi suatu keluarga kearah yang lebih baik hanya sebuah angan-angan belaka tanpa bisa direalisasikan.
Seperti pelajaran dari kaisar Hirohito setelah kehancuran dalam perang dunia II dan sekarang menjadi salah satu negara maju yang disegani didunia, semua berawal dari pendidikan.
Pendidikan mengubah Jepang dari negara yang hancur menjadi pemenang, from zero to hero. Ungkapan yang menyatakan bahwa pendidikan tinggi adalah pendidikan tersier sehingga pendidikan tinggi tidak terlalu menjadi perhatian pendanaan seharusnya bisa sedikit demi sedikit digeser bahwa pendidikan tinggi adalah penting.
Lulusan sekolah menengah kebanyakan hanya terbatas pada kemampuan hard skill tentu berbeda dengan lulusan perguruan tinggi yang sudah memiliki wawasan lebih luas dan memiliki analisa yang lebih baik dari lulusan sekolah menengah.
Pendidikan tinggi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan inovatif. Tenaga kerja yang dihasilkan memiliki kualitas lebih baik sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan berkontribusi pada kemajuan negara sekaligus meningkatkan daya saing negara.
APBN kurang lebih 70% ditopang dari penerimaan pajak di mana dari 20% APBN adalah bagian untuk dana pendidikan merupakan suatu hal yang perlu mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat sebagai wajib pajak.
Walaupun kami pelajar bukan wajib pajak tetapi kami adalah calon para wajib pajak yang pada akhirnya akan memiliki kontribusi yang sama dalam hal perpajakan. Penerimaan pajak yang baik akan menjaga anggaran untuk dana pendidikan bisa dipenuhi sesuai dengan Undang-Undang.
Pada dasarnya penerimaan negara berasal dari rakyat yang dipungut melalui pajak dan dibayarkan oleh rakyat untuk selanjutnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Dengan semakin besarnya APBN maka nilai dana pendidikan yang diterima juga semakin besar.
Harapannya bisa dikelola dengan baik agar tema wajib belajar 12 tahun dapat berubah menjadi wajib belajar 16 tahun. Sehingga bersekolah di pendidikan tinggi adalah suatu kewajiban dan bukan menjadi pendidikan tersier. Dengan semakin tingginya pendidikan penduduk Indonesia maka mewujudkan Indonesia Maju adalah impian yang bisa menjadi kenyataan.
Ditulis oleh: Naufal Rasyid Habibie/Siswa MAN Insan Cendekia Serpong
(Dani Jumadil Akhir)