JAKARTA - Penggunaan kecerdasan buatan (AI) di lingkungan kampus seperti pedang bermata dua. Ada keuntungan namun tetap memiliki risiko.
Semenjak kemunculan ChatGPT pada November 2022 lalu, kebiasaan mahasiswa mengalami perubahan khususnya dalam mengerjakan tugas.
Kemudahan yang ditawarkan oleh fitur-fitur AI membuat mahasiswa lebih rentan untuk melakukan kecurangan dalam bentuk plagiasi.
Hal tersebut menjadi sebuah kekhawatiran bagi para dosen karena mahasiswa seringkali hanya melakukan copy paste jawaban yang diberikan oleh AI tanpa adanya pemahaman yang lebih komprehensif. Ini merupakan suatu hal yang berbahaya dan mengancam kemampuan berpikir kritis dari mahasiswa.
Raghav Gupta, Managing Director - India & Asia Pacific, Coursera mengatakan, pihaknya mengerti keresahan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Pihaknya memiliki Academic Integration untuk menjawab keresahan tersebut.