Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perjuangan Love's, Anak Penjual Rempeyek Lolos Tanpa Tes dan Kuliah Gratis di UGM

Nekha Fatimah Nursadiyah , Jurnalis-Kamis, 20 Juni 2024 |11:21 WIB
Perjuangan Love's, Anak Penjual Rempeyek Lolos Tanpa Tes dan Kuliah Gratis di UGM
Kisah Love's, Anak Penjual Rempeyek Kuliah Gratis di FEB UGM (Foto: FEB UGM)
A
A
A

Antara belajar dan mencari rupiah, rupanya memaksa Love’s mampu menata waktu dengan baik. Tak heran ia pun konsisten berprestasi sejak duduk di Sekolah Dasar, dan hingga duduk di SMA ia selalu menduduki peringkat terbaik di kelas.

Love’s bahkan menjadi peraih Nilai Rata-Rata UN Tertinggi Se-Kota Probolinggo di tingkat SD kala itu. Duduk di bangku SMP, tercatat prestasi terbaiknya adalah dua tahun berturut-turut meraih juara 1 Lomba Siswa Berprestasi Tingkat Kota Probolinggo tahun 2019 dan 2020.

Sederet prestasi lainnya ia pernah berhasil berhasil meraih juara 3 Lomba Menulis Essay Tingkat Kota Probolinggo dan menerbitkan novel berjudul “Love Yourself” di tahun 2019. Prestasi-prestasi itu terus ia torehkan hingga di bangku SMA, mulai dari Juara 1 Lomba Musik Islami Tingkat Kota, dan Juara 3 OSN Ekonomi Tingkat Kota. Iapun pernah meraih Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 1 Olimpiade Akuntansi Tingkat Nasional Universitas Widyagama, Juara 1 OSN Ekonomi Tingkat Kota, Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 2 Juara National Accounting Competition Gadjah Mada Accounting Days, dan Juara 3 Olimpiade Ekonomi Tingkat Nasional PRE Universitas Jember.

“Tentu saja setiap dapat hadiah dari lomba-lomba, saya selalu sisihkan untuk membeli kebutuhan rumah,” ucapnya.

Melihat rekam jejak prestasi, para guru pamong di SMA Negeri 1 Kota Probolinggo turut mendorong Love’s untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Itu pula yang semakin menguatkan dirinya untuk tidak takut mengejar mimpi.

Meski di awalnya Love’s mengakui tidak ada keberanian mengungkapkan keinginannya untuk kuliah. Dia khawatir akan bayangan orang tuanya soal biaya, dan bayangan ketakutan itu akan membebani kedua orang tuanya. Iapun pada akhirnya memberanikan berkonsultasi dengan Ketua Komite di sekolah untuk keinginannya bisa kuliah.

“Akhirnya saya berani beranikan mengungkapkan keinginan kuliah ke orang tua. Ternyata apa yang menjadi bayangan ketakutan hanyalah ketakutan semata, kenyataan kedua orang tua langsung memberikan dukungan penuh untuk melanjutkan kuliah,” terangnya.

Love’s sangat bersyukur memiliki ibu yang selalu memotivasinya. Sosok ibu yang terus mendorongnya untuk terus menggapai mimpi.

Suara tangis Love’s terdengar lirih dari telepon. Cukup bisa dimengerti bagaimana ia terisak untuk mengingat semua itu. Tidak sedikit perjuangan yang dilakukan ibunya untuk mendukungnya dalam meraih pendidikan.

“Ibu adalah sosok yang selalu memotivasi saya untuk tetap semangat di tengah banyaknya omongan-omongan yang meremehkan. Ada saja yang meremehkan mimpi saya, mereka bilang anak orang miskin mustahil untuk kuliah,” ucapnya.

Ada yang membekas dalam benak Love’s akan perjuangan yang dilakukan sang ibu. Peristiwa saat dimana ia akan berangkat mengikuti olimpiade, dan saat itu hujan turun cukup deras. Kebetulan keluarganya tidak memiliki jas hujan atau payung, bahkan uang untuk memesan ojek, dan sang ibu menerjang hujan berlarian dari rumah satu tetangga ke tetangga lainnya untuk meminjam jas hujan.

Love’s telah membayar ucapannya, karena sebelumnya setiap muncul pertanyaan dari orang-orang sekitar akan kuliah dimana ia dengan lantang dan penuh keyakinan menjawab kuliah di UGM. Bukan asal menjawab, keyakinan itu ia iringi dengan belajar dan belajar, berprestasi dan berprestasi, serta berdoa.

“Bangga, terharu, sekaligus senang bercampur. Sulit bagi saya mengungkapkannya dengan kata-kata. Bahkan saya terkadang masih tidak percaya sudah sampai di titik ini”, urainya.

Meski tidak mudah menjalani hidup dalam keterbatasan, Love’s meneguhkan pada siapapun yang senasib dengannya untuk tidak pernah sekalipun berkecil hati. Harus mampu meyakini semua memiliki kesempatan yang sama untuk meraih mimpi.

“Jalani dengan usaha dan kerja yang lebih keras. Kita hanya perlu berusaha, melakukan yang terbaik, yakin pada mimpi kita, dan selalu berdoa serta berserah kepada Allah pasti akan selalu memberikan pertolongan. Jangan lekas menyerah karena kerikil-kerikil yang kita temui di jalan akan menjadi sangat indah saat kita berhasil mencapai tujuan," katanya.

Sang ibu, Eny Rosida mengaku sangat bangga dan bahagia Love’s bisa diterima kuliah di UGM dan tanpa dikenakan biaya. Dia merasa mendapat keajaiban dari yang semula hanyalah mimpi menjadi kenyataan. Apapun kondisinya dia dan suami selalu mendukung penuh dan mengupayakan yang terbaik untuk pendidikan anaknya.

“Tidak peduli seberapa sulitnya, kami akan usahakan untuk mendukung putri kami menggapai cita-citanya. Kami berharap nantinya Love’s bisa sukses, mengangkat derajat keluarga, dan bermanfaat sekitar. Harapannya ia jadiperempuan hebat yang menginspirasi dan takut serta beriman kepada Allah,” ungkap Rosida.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement