Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penerima Beasiswa Fulbright Diancam Penjara 5 Tahun jika Pulang ke Rusia

Kristalensi Bunga Nauli Sihite , Jurnalis-Rabu, 19 Juni 2024 |08:05 WIB
Penerima Beasiswa Fulbright Diancam Penjara 5 Tahun jika Pulang ke Rusia
Penerima Beasiswa Fulbright Diancam Penjara 5 Tahun jika Pulang ke Rusia. (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Institute of International Education (IIE), organisasi non-profit asal Amerika Serikat yang mengelola beasiswa Fulbright, mendapat cap organisasi “tidak diinginkan” pemerintah Rusia. Akibatnya organisasi itu dilarang beroperasi di Rusia dan kini, para penerima beasiswa Fulbright terancam menghadapi konsekuensi saat kembali ke Tanah Air mereka.

Violetta Soboleva dari Rostov-on-Don, Rusia, saat ini menjadi seorang mahasiswi di City University of New York. Dirinya mengambil gelar doktor dalam bidang psikologi pendidikan.

Soboleva datang ke Amerika tiga tahun lalu berkat Program Beasiswa Fulbright untuk mahasiswa internasional yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.

Dirinya bermimpi kembali ke Rusia setelah menyelesaikan studinya dan membuat buku teks inovatif untuk mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Namun rencana tersebut nampaknya tidak realitis dan tidak aman.

“Kondisi Rusia saat ini. Saya tak ingin mengambil risiko dipenjara hanya karena saya mencintai negara saya. Saya lebih baik tinggal di sini,” ujar Soboleva, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (19/6/2024).

Para mahasiswa Rusia telah menerima manfaat dari Program Fulbright selama beberapa dekade, bahkan selama masa Perang Dingin sekalipun.

Namun, sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, serta dukungan Washington terhadap Kyiv dalam perang, Moskow melabeli Institute of Internasional Education (IIE) selaku pemberi beasiswa Fulbright sebagai organisasi yang “tidak diinginkan.”

Warga Rusia dapat diancam hukuman lima tahun penjara jika bekerja sama dengan organisasi semacam itu.

Kini, Evgeny Mikheev dari Saratov merasa khawatir untuk kembali ke rumah setelah menyelesaikan studinya.

“Berhubungan dengan Fulbright dan kembali ke Rusia mungkin tidak aman, dan saya tidak ingin mencobanya sendiri untuk melihat apakah saya akan ditangkap atau tidak,” sebut Mikheev.

Sementara itu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS yang mensponsori Program Fulbright mengatakan melalui pernyataan tertulis bahwa, Tidak ada peserta Fulbright asal Rusia yang diwajibkan untuk kembali ke Rusia jika mereka tidak menginginkannya.

Departemen itu juga menyebutkan bahwa ada sejumlah cara bagi sekitar 150 penerima Fulbright asal Rusia untuk menghindari kepulangan mereka ke negara asalnya, jika mereka khawatir akan menghadapi kemungkinan dipenjara di Rusia.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement