Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cari Solusi Regenerasi Guru, KBRI Canberra Gelar Rembug Balai Bahasa se-Australia

Fadila Nur Hasan , Jurnalis-Minggu, 04 Februari 2024 |10:20 WIB
Cari Solusi Regenerasi Guru, KBRI Canberra Gelar Rembug Balai Bahasa se-Australia
KBRI Canberra cari solusi regenerasi guru (Foto: KBRI)
A
A
A

JAKARTA - Semarak Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia tidak lepas dari peran guru. Namun, saat ini Australia tengah mengalami kekurangan guru.

Beberapa guru yang sudah pensiun tetap diminta mengajar sebagai guru tidak tetap karena sulitnya mencari guru baru. Dalam jangka panjang hal ini akan berpengaruh pada menurunnya jumlah siswa peminat Bahasa Indonesia yang bisa dilayani sekolah, oleh karena itu regenerasi guru di Australia perlu solusi segera.

Hal tersebut terungkap dalam acara urun rembug Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra dengan pengelola Balai Bahasa dan Budaya Indonesia se Australia, kemarin.

Pertemuan yang dilakukan secara daring ini dihadiri pengurus Balai Bahasa Indonesia (BBI) Perth, BBI Australian Capital Territory (ACT), Balai Bahasa dan Budaya Indonesia (BBBI) Victoria dan Tasmania, BBBI New South Wales dan BBBI Queensland.

Tujuan acara ini untuk membahas penguatan bahasa Indonesia di Australia melalui peningkatan kapasitas guru, pengayaan bahan ajar yang sesuai dan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa Australia.

Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib menyampaikan bahwa guru memiliki peran strategis dalam menghadirkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran. Begitupun dengan pelajaran Bahasa Indonesia, tentu akan semakin diminati jika guru mampu memberikan pendekatan yang menarik di kelas.

Namun begitu, saat ini terdapat tantangan yang harus segera diselesaikan, yaitu kurangnya guru Bahasa Indonesia di Australia. Najib mengaku sering dikontak sekolah yang minta dicarikan guru Bahasa Indonesia.

“Banyak sekolah yang guru Bahasa Indonesia nya pensiun atau pindah ke sekolah lain. Beberapa sekolah yang kesulitan mencari guru baru memilih mengirim siswanya ke sekolah bahasa jika ingin belajar Bahasa Indonesia. Bahkan ada sekolah yang akhirnya menutup pelajaran bahasa setelah berbulan-bulan beriklan namun tidak ada yang memenuhi syarat. Hal ini tentu harus segera dicarikan solusi”, jelas Najib, Minggu (4/2/2024).

Sementara Presiden BBI ACT, Amrih Widodo mengungkapkan jika situasi kurangnya guru sangat nyata. Amrih bercerita jika ada sekolah di Canberra yang dahulu bahasa Indonesianya sangat kuat, beberapa tahun lalu nyaris hilang karena tidak ada guru. Saat ini dirinya dan guru baru di sekolah tersebut berusaha mempromosikan kembali agar siswa tertarik belajar Bahasa Indonesia saat kelas 11 dan 12. Senada dengan Amrih, presiden BBBI Queensland, Halim Nataprawira mengatakan jika saat ini pelajaran bahasa di sekolah menengah di Brisbane jauh berkurang karena sulitnya mencari guru baru.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement