JAKARTA - Bukan perjuangan yang mudah bagi para guru untuk bisa menjadi ASN PPPK dan Guru Penggerak setelah penantian bertahun-tahun. Setiap guru punya cerita yang dibagikan dengan begitu haru.
Perjalanan untuk mengabdi pada negeri ini memanglah tak mudah. Meski melewati berbagai rintangan, panggilan hati untuk menjadi pendidik anak bangsa tak melunturkan semangat para guru yang mengajar di berbagai wilayah tanah air.
BACA JUGA:
Data Kemdikbudristek menunjukan kini sudah ada 544 ribu guru ASN PPPK dari seleksi yang diselenggarakan tahun 2023 ini. Selain itu jumlah Guru Penggerak kini semakin bertambah di angka 50 ribu dan akan bertambah 43 ribu di akhir tahun 2023 ini. Ini menunjukan bahwa perjuangan guru menuju kesejahteraan semakin di depan mata. Berikut cerita para guru yang dirangkum dari akun media sosial Kemendikbudristek dan Mendikbudristek Nadiem Makarim, Jumat (1/12/2023).
1. Dewi Soraya - SD Inpres Tangkom Kab. Mamuju
Kisah perjuangan dari Dewi Soraya yang jadi Guru Penggerak angkatan 5. Kini dirinya merupakan Kepala Sekolah di SD Inpres Tangkom Kab. Mamuju. Perjalanan untuk menjadi guru bermula ketika lulus kuliah, dirinya mendaftar jadi guru di sebuah SD Kab. Mamuju yang jaraknya 13 kilometer dari rumahnya.
“Sampai akhirnya ada pendaftaran Guru Penggerak Angkatan 5, ya saya dengan senang hati untuk mendaftar,” kata Dewi.
Dirinya terinspirasi untuk terus belajar jadi guru yang baik dari para guru senior di sekolah tempatnya mengajar. Hingga akhirnya program dari Kemendikbudristek menarik hatinya sebagai sarana untuk menambah ilmu dan muara dirinya mengajar hanya akan ke murid.
BACA JUGA:
2. Bambang Herlandi - SMKN 2 Balikpapan
Berbeda dengan Bambang Herlandi yang mengabdi kurang lebih 26 tahun, guru di SMKN 2 Balikpapan ini memulai perjalanannya di tahun 1997. Awal minatnya menjadi guru datang dari keinginan orangtuanya melihat Bambang menjadi seorang guru.
“Logo KORPRI itu jadi kebanggaan orang tua saya,” ucap Bambang.
Sayangnya, orangtuanya tidak bisa melihat salah satu titik tertinggi dalam kariernya selama 26 tahun menjadi guru. Hingga akhirnya dirinya diangkat menjadi guru PPPK, orangtuanya tidak bisa melihat langsung.
“Akhirnya setelah saya diangkat menjadi PPPK, itu saya datang ke makam orangtua saya,” kata Bambang.