Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Chief Talk Okezone: Dirut RSUI Pastikan Pasien Bukan Kelinci Percobaan di RS Pendidikan

Chief Talk Okezone: Dirut RSUI Pastikan Pasien Bukan Kelinci Percobaan di RS Pendidikan
A
A
A

JAKARTA - Saat mendengar kata Rumah Sakit Pendidikan, masyarakat awam kemungkinan belum memahami atau ragu dengan kualitasnya. Ada anggapan bahwa RS pendidikan digawangi oleh para dokter yang masih kuliah atau mengenyam pendidikan, sehingga kurang meningkatkan rasa percaya (trust) pasien. Direktur Utama RSUI Astuti Giantini, membantah hal itu. RS Universitas Indonesia (RSUI) sebagai RS pendidikan, justru masuk ke dalam jajaran kampus pendidikan top dunia terbaik.

Dokter Spesialis Patologi Klinik itu mengatakan menurutnya RSUI justru melayani pasien dan juga fokus pada pengembangan riset. Dia memastikan pemeriksaan pasien menjadi lebih komprehensif, multidisiplin, dengan kualitas yang baik. Maka, kata dia, tidak benar jika ada anggapan pasien dijadikan kelinci percobaan atau bahan penelitian.

 BACA JUGA:

“Semua akan kita pelajari dalam artian bukan menjadi kelinci percobaan ya, kan orang suka bilang ngapain ke rumah sakit pendidikan, nanti kita di uji coba. Bukan begitu. Karena harusnya menjadi lebih baik kan di dalam rumah sakit pendidikan ada peserta didik yang akan selalu mengikuti. Misalnya pasien ini harus diperiksa dengan lebih banyak. Setelah itu di dicek lagi apakah kemungkinan penyakit ini, misalnya, apakah ada yang bisa kita teliti. Teliti itu diambil darahnya, diperiksa untuk menindak, menghasilkan suatu tata laksana yang lebih baik. Menurut saya ini kalau di luar negeri, di semua seperti di Mayo Clinic dan lain lain, yang the best hospital adalah rumah sakit pendidikan,” katanya dalam Chief Talk Okezone, Kamis (23/11/2023).

Astuti mencontohkan beberapa contoh kasus. Ada pasien yang memang awalnya kurang percaya dengan kemampuan para dokter di RSUI sebagai RS pendidikan. Namun pada akhirnya, justru mereka kagum dengan hasilnya. Pasien tersebut ragu karena dokter di RSUI masih berusia muda pada umumnya.

 BACA JUGA:

“Jadi, ini ada cerita sedikit. Kemarin itu ada dosen mau dioperasi, ada tumor di kepala sampai tangannya itu agak lumpuh. Dia menghubungi saya, dok, saya nggak percaya dokternya masih kecil. Saya bilang, jangan bicara tentang usia. Karena Insya Allah di rumah sakit kami itu memang dokter yang terbaik yang ada. Mereka memang kelihatan kecil, tetapi mereka sudah ada yang bersekolah di Jepang, di Jerman,” ucapnya.

“Saya pribadi kalau ke dokter, maunya cari yang muda,” katanya tertawa.

Meski begitu, kata dia, pihaknya terus berupaya membangun kepercayaan masyarakat atas citra RSUI sebagai rumah sakit pendidikan. Ada banyak calon-calon dokter dan co-assistant serta peserta didik hingga calon dokter spesialis.

“Akan tetapi karena di kami itu rumah sakitnya masih agak jauh dari RSCM, jadi ada hanya berbagai atau yang sudah di tahap mandiri saja yang ada di tempat kami, kalau untuk dokter spesialis. Seperti itu, tetapi kalau saya tanya kepada mereka bagaimana RSUI? Bagus, kalau menurut peserta didik, pasien juga seperti itu,” tuturnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement