Sementara itu, Direktur Rumah Edukasi, Mulia Anton M. mengatakan, Rumah Edukasi sudah berdiri sejak tahun 2010. Namun, untuk pembelajaran STEAM sendiri baru dikembangkan pada tahun 2016.
"Kami rumah edukasi berdiri 2010, awalnya kami memberikan pembelajaran kepada guru dan siswa ini tentang matematika, sains, seiring berjalannya waktu pembelajaran itu diintegrasikan matematika, sains, teknologi, engineering itu disatukan," ungkapnya.
"Kita ini mulai pengembangkan pembelajaran STEAM ini di 2016 waktu itu kita belajar ke Taiwan. Pulang dari Taiwan kita kasih pelatihan pelatihan," tambahnya.
BACA JUGA:
Anton mengatakan, pemberian pelatihan kepada guru sudah dilakukan bersama Unpar sejak tahun 2017 silam. "Jadi kita kolaborasi dengan Unpar itu sejak 2017, kita ngasih pelatihan kepada guru guru. Pertama latihan sains dulu berbasis STEAM terus habis itu mulai berkembang Coding, Robotik berbasis STEAM. Nah untuk usia dini kita sudah mulai dari tahun 2019," katanya.
Anton mengakui, hal ini terinspirasi dari Presiden Barack Obama yang menerapkan pembelajaran ini mulai dari usia dini hingga SMA juga Universitas. Pasalnya, siapa saja negara yang menguasai bidang pendidikan matematika, sains, teknologi, engineering akan bisa menguasai dunia.
"Dan sudah terbukti yah negara-negra canggih itu memang menguasai empat bidang itu. Jadi kita akan mempelajari empat bidang itu dalam satu kesatuan yang dilakukan dalam projek ini," imbuhnya.
Setelah menguasai empat bidang pendidikan ini, kata Anton, para peserta didik dapat mengikuti kompetisi robotik tingkat dunia yaitu Green Mech Indonesia 2024. "Tahun depan akan ada kompetisi dunia di Unpar mudah mudahan ada sekolah yang bisa mengirim tim untuk kompetisi, nanti kita akan menghibahkan peralatan untuk bisa mengikuti kompetisi ini," katanya.
Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Jajang Hernawan menyampaikan apresiasi atas kolaborasi Unpar dan Rumah Edukasi yang telah menggelar pelatihan Coding dan Robot berbasis STEAM ini.
"Dengan adanya kegiatan ini bagaimana putra putri kita khususnya para peserta didik sejak dini mereka mengenal kaitan dengan teknologi," ucap Jajang.
BACA JUGA:
"jadi kalau sudah mendengar kata engineering, matematik itu bukan sesuatu yang menakutkan namun adalah sesuatu yang harus mereka pelajari karena itu bagian dari kehidupan sehari harinya, bagian dari pembelajaran yang tentunya sebagai bekal di masa depannya," lanjutnya.
Jajang mengungkapkan, STEAM menjadi bagian penting dari kerangka pembelajaran atau menjadi salah satu model pembelajaran. "Ini sudah kami sampaikan STEAM ini bagian dari yang harus mereka dukung, karena ini akan mendukung kurikulum merdeka," ujarnya.
Pihaknya pun berharap, para kepala sekolah dan guru yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini semakin terbuka wawasannya khususnya terkait coding yang juga berkaitan dengan robotik berbasis STEAM.
"Diharapkan juga membuka ruang ruang bagi putra putri kita sehingga mereka sejak dini yang kaitan dengan teknologi anak anak kita ini sudah siap dan menjadi bagian apalagi di zaman sekarang ini sangat didukung salah satunya adalah digitalisasi pendidikan sehingga inilah bagaimana mereka membuka ruang ruang kesempatan untuk anak anak kita belajar," paparnya.
Selain itu, pihaknya juga berharap, salah satu sekolah di Kota Bandung bisa berkontribusi nyata dalam kompetisi Green Mech Indonesia 2024.
"Harapan kami juga banyak sekolah sekolah atau putra putri kami yang ikut di kegiatan ini dan harapan kami juaranya dari Kota Bandung," tandasnya.
(Marieska Harya Virdhani)