Melalui inovasi ini, mobil Spektronics 23 yang dikembangkan oleh tim yang juga beranggotakan Wiji Dharma Aditiya, Achmad Fadjar Maulana Firdaus, dan Dheas Pinda Prayoga ini harus menempuh jarak sejauh 25 meter. Melalui tantangan tersebut pula, keakuratan bahan kimia penggerak mobil juga dinilai dengan memberhentikan mobil sedekat mungkin dari garis finis. “Error dari tim kami sebesar 0,112 meter, hanya berbeda 0,05 meter dari Auburn University, Amerika Serikat yang keluar sebagai juara 1,” ujarnya.
Selama kompetisi, Tim Spektronics ITS mengaku tak banyak mengalami kendala berarti. Masalah logistik dalam pengiriman mobil melalui pesawat yang menyebabkan beberapa bagian mobil harus direparasi dapat diatasi dengan baik di lokasi kompetisi. “Persiapan yang cukup matang telah kami lakukan sejak Juni lalu, sehingga tak banyak kendala yang dihadapi,” katanya.
Tak lupa, Bimo menyampaikan bahwa keberhasilan Tim Spektronics ini juga melibatkan sumbangsih dari berbagai pihak, termasuk ITS yang telah memberikan dukungan baik dari segi materi maupun dukungan moral.
"Kemenangan ini menjadi langkah yang baik bagi kami untuk terus mengharumkan nama kampus di berbagai kompetisi internasional berikutnya,” pungkas Bimo.
(Dani Jumadil Akhir)