Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ruh Saintis Jadi Bagian dari Gerakan Kebudayaan di Makara Art Center UI

Atik Untari , Jurnalis-Sabtu, 28 Oktober 2023 |08:31 WIB
Ruh Saintis Jadi Bagian dari Gerakan Kebudayaan di Makara Art Center UI
Kepala Makara Art Center UI Dr. Ngatawi Al Zastrouw saat berbincang dengan Tim iNews Media Group. (Foto: Ratman Suratman)
A
A
A

Produktivitas Makara semakin menjadi usai pembatasan akibat Pandemi Covid-19 pemerintah dicabut. Misalnya saja pada event Hari Anak, dengan menggandeng Gilang Ramadhan digelar suguhan enam dalang bocah, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA.

MAC bekerja sama dengan PHE (Pertamina Hulu Energi) menggelar obrolan Makara Art Center UI dan PHE mengenai konsep Brown Energy. Obrolan mengupas tentang bagaimana mengembalikan kesuburan tanah. “Karena kalau tanah tidak subur, produktivitas tanah tidak sehat, maka seluruh program PHE tentang green energy itu kurang efektif,” 

Makara Art Center UI juga memiliki program rutin namanya Nusantara Berkisah. Sebulan sekali mereka bahas tentang isu-isu aktual yang related dengan kebudayaan. Selain dialog juga disuguhkan pentas kebudayaan. Sejumlah penyanyi legendaris dihadirkan,mulai dari Tri Utami, Dewa Budjana, bahkan para siswa sekolah-sekolah.

Tantangan Lestarikan Budaya

Di tengah peran Makara Art Center UI untuk melestarikan kebudayaan, masih ada tantangan yang perlu dicarikan jalan keluar, yakni belum maksimalnya sinergi dengan berbagai pihak, salah satunya pemerintah. Al Zastrouw menilai, di Indonesia, kebudayaan masih seperti anak yatim yang hidup sendiri dan jalan sendiri.

Atensi politik dinilai belum menganggap kebudayaan sebagai sesuatu yang urgensi atau bukan prioritas sehingga ditangani sambil lalu saja. Padahal sebenarnya bangsa yang maju menurutnya bangsa yang kebudayaannya settle. Karena pada dasarnya yang membentuk character building adalah strategi kebudayaan yang tepat, akurat, dan efektif.

“Saya menginginkan ada strategi kebudayaan yang betul-betul serius, valid, dan kolektif, karena yang bentuk character building itu intinya adalah strategi kebudayaan yang tepat, akurat, dan efektif. Lihat aja Korea. Korea bisa seperti ini 20 tahun yang lalu membikin roadmap strategi gerakannya, padahal dia nggak punya resources culture yang sekuat kita," ujarnya.

Sebetulnya, menurut Al Zastrouw, Indonesia bisa menjadi bangsa yang bisa bersaing dan berdiri sejajar, karena competitive advantage di kebudayaan. Ia merasakan di luar negeri menjadi sangat percaya diri ketika memainkan konser kesenian. “Jadi, begitu kita ngomong soal teknologi, ekonomi, kita its okay lah kita dengar, tapi begitu kita ngomong soal kebudayaan, mereka langsung angkat topi.“

Dengan peran strategis kebudayaan ini, melalui Makara Art Center UI, ia ingin mengembangkan bersama-sama untuk dapat mewujudkan asa menjadikan Makara Art Centre Universitas Indonesia sebagai ruh saintis. "Karena kebudayaan bisa standing beyond identity, beyond ideology, beyond politics.Sedangkan Makara Art Center UI memiliki peran strategis karena memiliki legitimasi akademik, politik dan sosial,” tuturnya mengakhiri sesi wawancara.

(Aris Kurniawan)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement