Biasanya kalimat yang satu ini diimplementasikan oleh seorang pengarang dengan motif untuk memperindah gubahannya. Tidak hanya itu saja, kalimat retoris juga dapat mengarah seperti ejekan atau sindiran dan biasanya ditandai dengan kata tanya “bukankah”.
Selain itu kalimat retoris juga bisa untuk tujuan memberi semangat, menggugah hati, memotivasi, memberi kesadaran terhadap audiens atau pendengar.
Supaya lebih jelas dan mendetail, maka pada poin berikutnya kamu akan dijelaskan berbagai contoh-contoh tepat yang perlu dipelajari dalam membuat kalimat retoris.
Contoh Kalimat Retoris
Setelah kamu disuguhkan denga informasi seputar pengertian kalimat retoris, maka ulasan satu ini akan mempertegas penggunaan kalimat retoris melalui berbagai contoh sebagai berikut.
Apalagi yang dapat kita kerjakan kecuali hanya memohon pertolongan Tuhan?
Apa bisa kita hidup tanpa makan?
Apakah berbuat jahat itu dosa?
Apakah kalian tega melihat anak-anak itu kelapaaran?
Apakah perbuatan main hakim sendiri itu solusi yang tepat?
Relakah jika rumahmu digusur?
Terima kah jika agamamu di buat lelucon?
Sudah hilang akal kah orangtua ang membuang bayinya yang baru lahir?
Harus menunggu berapa korban tewas lagi untuk memperbaiki jalan-jalan berlubang ini?
Layakkah beras yang sudah basi itu kalian makan?
Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
Mana mungkin Allah menurunkan rezeki bagi orang-orang malas?
Di mana kita saat mereka memohon pertolongan?
Mana ada pejabat yang jujur di zaman edan seperti ini?
Sudahkah kita mencoba memulai dari diri kita sendiri?
Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap moral bangsa kalau