Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mahasiswa Teliti Fenomena Kenaikan Harga Lahan di Area Sekitar TOD Jakarta, Ini Hasilnya

Salsabila Fitrandasyifa , Jurnalis-Rabu, 25 Oktober 2023 |07:23 WIB
Mahasiswa Teliti Fenomena Kenaikan Harga Lahan di Area Sekitar TOD Jakarta, Ini Hasilnya
Mahasiswa Teliti Kenaikan Harga Lahan di TOD (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Mahasiswa meneliti fenomena kenaikan harga lahan di area Transit Oriented Development (TOD) Jakarta. Area sekitar TOD ternyata menciptakan kenaikan nilai lahan dan properti di sekitarnya yang disebabkan oleh kemudahan aksesibilitas yang diciptakan dari hadirnya koneksi terintegrasi regional.

Kecenderungan harga lahan umumnya terus meningkat, terutama di area yang dilalui Jalan Arteri Sudirman, sehingga di dalam perencanaan pembangunan infrastruktur diperlukan kesesuaian dengan inflasi harga lahan.

Kenaikan harga lahan dapat berdampak positif maupun negatif bagi masyarakat di sekitarnya, sehingga perlu dikaji lebih lanjut apakah kenaikan harga lahan tersebut diiringi oleh hadirnya fasilitas-fasilitas lainnya di sekitar kawasan tersebut.

Mahasiswa yang tergabung dalam Tim PKM-RSH UGM melakukan penelitian yang berjudul Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Terhadap Perubahan Harga Lahan Berdasarkan Pendekatan Keruangan Proximity: Kasus Kawasan Dukuh Atas.

Tim PKM-RSH UGM terdiri dari lima mahasiswa lintas program studi, yaitu Febrika Romauli dari Program Studi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota 2021, Tri Asmara Ningmas, Tiara Nur Savitri, Raul Nurdiawan, dan Sulthon M. Al Fatih dari Program Studi D4 Pembangunan Ekonomi Kewilayahan 2021, serta didampingi oleh Ir Deva Fosterharoldas Swasto.

Penelitian tersebut secara umum bertujuan menjelaskan bagaimana dampak pergeseran harga lahan dalam kaitannya dengan implementasi sistem TOD di Kawasan Dukuh Atas terhadap fasilitas di wilayah sekitarnya. Penelitian dilakukan selama kurang lebih tiga bulan dan tim melakukan pengumpulan data primer secara langsung ke Kawasan TOD Dukuh Atas yang meliputi Kelurahan Karet Tengsin, Kebon Melati, Menteng, dan Setiabudi Kuningan dengan menyambangi rumah warga satu per satu.

“Warga yang dipilih sebagai responden adalah orang yang memiliki rumah atau lahan pribadi, pernah atau menggunakan transportasi publik dalam 4 (empat) tahun terakhir, dan memahami perubahan harga lahan yang terjadi di empat kelurahan tersebut,” kata Febrika Romauli seperti dilansir laman resmi UGM, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Dari penelitian ini, kata Romauli, menghasilkan kesimpulan dampak bahwa Kawasan TOD Dukuh Atas telah membawa kebermanfaatan bagi kawasan di sekitarnya dengan radius 300-600 meter.

Adapun kawasan yang paling dekat dengan Kawasan TOD, yaitu daerah utara dari kawasan TOD yang meliputi Kelurahan Menteng dan Kelurahan Kebon Melati.

Menurt Romauli, pergeseran harga lahan dan bangunan yang terjadi di sekitar Kawasan TOD Dukuh Atas telah membawa dampak berupa manfaat yang cukup tinggi bagi sebagian kawasan, terutama daerah bagian utara Dukuh Atas dibandingkan dengan biaya penanganan yang dikeluarkan atas dampak negatif dari pembangunan TOD.

Sedangkan dari sisi analisis spasial menunjukkan bahwa area atau zona yang mendapatkan kebermanfaatan tinggi adalah area di dekat jalan utama dengan jarak zona tanah atau bangunan yang dekat dengan Halte Busway Harmoni.

“Keterjangkauan lokasi transit antarmoda menyebabkan meningkatnya harga tanah atau bangunan,” katanya.

Tidak hanya soal kenaikan harga lahan, pihaknya juga menyoroti tentang kemudahan aksesibilitas antarmoda dan beberapa keuntungan lainnya yang dirasakan oleh masyarakat di area sekitar Kawasan TOD Dukuh Atas menimbulkan kenaikan biaya yang dikeluarkan dari peningkatan harga lahan dan terjadinya gentrifikasi atau perubahan kondisi demografi dan stratifikasi sosial.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement