Lemari Ajaib karya Yacinta Artha Prasanti
Orientasi
Nayla baru saja mempunyai kamar baru yang jadi miliknya sendiri. Kamarnya bernuansa biru, karena dirinya sangat menyukai warna biru. Ayahnya pun membelikan sebuah lemari berukuran sedang untuk ditaruh di kamarnya.
Komplikasi
Di malam hari, ketika Nayla tertidur, tiba-tiba saja terdengar suara berisik dari dalam lemarinya.
“Brak bruk brak bruk!”
“Ada apa sih di dalam?” Nayla mengucek-ngucek matanya.
Karena penasaran, Nayla lalu membuka lemari itu. Anehnya, di dalam lemarinya memiliki ujung sebuah tangga.
“Ih kok aneh banget sih?!” Nayla pun menaiki tangga itu.
Sesampainya di ujung tangga, terdapat sebuah pintu di hadapan Nayla. Ia lalu membuka pintu itu, dan ketika dibuka, Nayla mendapati dirinya tiba di sebuah taman.
Indah sekali! Banyak bunga-bunga cantik dan berbagai hewan yang menggemaskan, seperti rusa, kelinci, hingga jerapah di sana. Akan tetapi, Nayla kebingungan.
“Hai Nayla!” sapa seorang gadis bergaun putih yang berusia sebaya dengan Nayla, dan tiba-tiba menyeret tangannya.
“Eh!” sontak Nayla terkejut.
Ternyata, dia dibawa ke sebuah tempat makan yang ada sebuah meja dan dua tempat duduk. Di mana mejanya sudah terisi oleh makanan-makanan dan minuman-minuman yang lezat.
Resolusi
Nayla dan anak itu pun makan bersama. Selesai makan, mereka berdua duduk di atas perahu dan menjelajahi danau yang indah.
“Sebenarnya aku ada di mana?” tanya Nayla.
“Kamu ada di dalam lemari! Aku adalah penunggu tempat ini. Tempat khusus untuk anak baik seperti kamu,” jelas anak itu panjang lebar.
“Oh begitu. Oh, ya aku belum tahu namamu. Siapa namamu?”
“Namaku, Alma” jawabnya.
“Sudah waktunya kamu pulang, Nay,” kata Alma.
“Ok, bye!!” kami pun berpisah.
Alma mengantarku hingga ke ujung pintu di mana lemariku berada. Di kamar, aku langsung kembali tertidur, dan berjanji untuk tidak akan membocorkan pengalaman ini pada siapapun.
Danau Toba
Orientasi
Toba, seorang laki-laki yang hidup dengan menangkap ikan. Suatu hari, ia menangkap ikan yang sangat besar. Akan tetapi, tiba-tiba ikan itu berbicara, “Jangan bunuh aku. Akan aku penuhi semua kebutuhanmu.”
Toba pun mengurungkan niatnya untuk memasak ikan itu. Ia kembali menaruh ikan itu di tempayan. Dengan rasa lapar, Toba tertidur.
Terkejutnya dia saat bangun. Di depannya, sudah tersedia makanan-makanan lezat dan seorang perempuan cantik. Perempuan itu adalah sosok jelmaan ikan yang diselamatkan oleh Toba.
Tanpa berpikir panjang, ia meminta perempuan itu untuk menjadi istrinya. Namun, si perempuan itu baru mau menikah dengan syarat, bahwa Toba tidak boleh memberitahu siapapun jika dirinya adalah jelmaan ikan. Toba setuju, dan mereka pun menikah, hingga dikaruniai seorang putra.
Komplikasi
Suatu hari, putranya diberi tugas mengantar makanan untuk Toba di ladang. Sang anak pun melakukannya dengan setengah hati. Akan tetapi, sayangnya lauk untuk sang Ayah malah terjatuh saat ia bermain-main.
Pak Toba sangat marah. Dalam murkanya, dia berteriak, “Dasar anak ikan!” makinya kepada anaknya sendiri. Si anak pun terkejut ketika mendengar makian itu.
Kemudian, sang Ibu tiba-tiba hadir di hadapan mereka, sembari berkata, “Pak, kau sudah melanggar janjimu. Mulai sekarang, aku terbebas dari perjanjian kita.”
“Malapetaka akan menimpamu, Toba. Sedangkan aku dan anak kita akan selamat.”
Resolusi
Seketika terjadilah hujan lebat. Perempuan itu berubah kembali menjadi ikan. Sang Anak memperoleh tempat pijakan, sementara Pak Toba tenggelam.
Air hujan badai itu lalu membentuk danau besar, yaitu Danau Toba, dan pijakan sang Anak menjadi pulau di tengah danau, yang sekarang dikenal sebagai Pulau Samosir.