Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Heboh 58 Mahasiswa UMY Terjerat Pinjol demi Gaya Hidup, Rektor: Ini Bukan Pinjaman tapi Merampok!

Erfan Erlin , Jurnalis-Senin, 11 September 2023 |14:19 WIB
Heboh 58 Mahasiswa UMY Terjerat Pinjol demi Gaya Hidup, Rektor: Ini Bukan Pinjaman tapi Merampok!
58 Mahasiswa UMY Terjerat Pinjol (Foto: Freepik)
A
A
A

YOGYAKARTA - Sebanyak 58 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terperangkap dalam pinjaman online (pinjol) dan rentenir demi gaya hidup.

Untuk itu, pihak kampus meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertindak agar tidak semakin banyak mahasiswa yang terjerat pinjol.

 BACA JUGA:

Rektor UMY Gunawan Budiyanto mengatakan, berdasarkan survei yang mereka lakukan setidaknya ada 58 mahasiswa UMY yang terjerat pinjol dan rentenir. Namun dia mengklaim ada yang tinggal 3 bulan dan ada yang sudah lunas.

"Tetapi pinjol ini memang luar biasa bunganya. kalau biasa itu biasa, ini bukan pinjaman ini merampok," ujar Gunawan di UMY, Senin (11/9/2023).

Dia mengatakan sebenarnya mahasiswa itu malu mengungkapkanya. Karena pinjaman itu bukan untuk kegiatan kuliah, tetapi untuk lifestyle dan untuk macam-macam, sehingga hal inilah yang menjadikan persoalan ini susah dicari jalan keluarnya

Tak hanya di UMY, Gunawan sangat yakin jika mahasiswa di Yogyakarta ini banyak yang terjerat pinjol seperti yang sudah dia sampaikan beberapa waktu lalu. Pihaknya sudah menemukan mahasiswa-mahasiswa yang terjerat pinjol dan rentenir.

"Kami sudah melakukan survei yang tidak acak tetapi detil tiap prodi kita ambil 40 orang," katanya.

Dia menambahkan survei tersebut dilakukan acak di mana mahasiswa tersebut ditanya satu-satu ketika sedang mengurus legalisasi atau saat registrasi. Di mana mahasiswa tersebut ditanya apakah terjerat pinjol dan berkenankah untuk diwawancarai.

"Kamu kena pinjol? Bisa Ndak kita wawancarai," kata dia.

Dia menambahkan untuk pinjaman sendiri nilainya bervariasi. Ada yang Rp5 juta, Rp10 juta namun ada yang kemudian untuk ganti motor sehingga pinjam Rp12 juta. Namun yang menyenangkan hampir tidak ada mahasiswa yang pinjam di pinjaman online untuk kuliah. Dia menyebut hanya 20%-25% untuk kuliah.

Menurutnya, para mahasiswa ini terjerat pinjaman bukan per tahun namun hanya jangka pendek 4- 6 bulan. Menyedihkannya lagi, para mahasiswa ini terjerat pinjol tidak sekedar melalui aplikasi atau medsos, namun sudah banyak yang face to face aliar bertemu secara langsung.

"Dan mereka bukan cuma pakai medsos atau pakai digital gitu. tetapi sudah kulonuwun atau didatangi," ujarnya.

Mereka kenal dengan rentenir ketika waktu makan. Dan dibanding dengan yang melalui aplikasi, dia menyebut saat ini justru lebih banyak menyasar ke mahasiswa itu yang face to face. Dia menilai OJK harus segera cepat bergerak.

Pihaknya memang sudah berupaya untuk menghentikannya. Di mana sudah tiga tahun ini panitia makrab tidak boleh meminta nomor handphone dan tanda tangan. Karena ketika selesai makrab biasanya kertas tersebut dibuang lalu dimanfaatkan orang yang tidak bertanggungjawab.

"Jadi kalau ada panitia makrab minta nomor handphone kita akan peringatkan," katanya.

Dia mengakui 58 mahasiswa tersebut ada yang sudah selesai dengan sendirinya tanpa dibantu kampus. Dan dia berharap agar persoalan pinjol ini segera selesai karena dapat mengganggu perkuliahan.

"Ya mengganggu (kuliah) karena di mana-mana dikejar. Jumatan ditunggu. Dan semua diteror. Prodi, dosennya iya," tukasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement