Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Manfaat Kurikulum Merdeka untuk Guru dan Siswa, Bukan Sekadar Menghafal Pelajaran

Marieska Harya Virdhani , Jurnalis-Sabtu, 19 Agustus 2023 |14:27 WIB
5 Manfaat Kurikulum Merdeka untuk Guru dan Siswa, Bukan Sekadar Menghafal Pelajaran
Kelebihan kurikulum merdeka untuk guru dan siswa dinilai lebih mudah diserap (Foto: Guru Dikdas)
A
A
A

 

4. Disesuaikan dengan Kearifan Lokal dan Lingkungan Siswa

 

Kepala Bidang SMK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Provinsi Banten, Arkani, mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka agar dilaksanakan secara masif di seluruh satuan pendidikan di Banten. Arkani mengemukakan, Kurikulum Merdeka yang dilengkapi dengan platform Merdeka Mengajar merupakan kurikulum terbaik yang ia temui sejak menjadi guru pada tahun 1984.

"Baru ketemu lagi sekarang kurikulum yang fokus pada bagaimana kita lebih memaknai pembelajaran itu dari penalaran, literasi, dan numerasi,” ucapnya.

Kelebihan dari Kurikulum Merdeka ini, kata Arkani, sistem pembelajarannya dikaitkan dengan hasil survei lingkungan belajar siswa. “Kalau melihat anak yang sehari-harinya dari kecil berkutik dengan ikan karena orang tuanya nelayan, maka anak ini jangan dibawa ke hal lain. Tetapi, harus dibimbing agar sukses untuk menjadi nelayan dengan memanfaatkan teknologi kelautan yang lebih baik sehingga menjamin kesuksesannya. Pada Kurikulum Merdeka, hal ini bisa dilakukan,” tutur Arkani.

 BACA JUGA:

5. Disesuaikan Kemampuan Siswa

Guru SLB SKH Negeri 01 Kota Serang, Hudayani Sabilah Fitri, mengemukakan bahwa Kurikulum Merdeka ini sudah sejalan dengan apa yang dibutuhkan di sekolah sehingga sejak dulu sekolahnya sudah menerapkan kurikulum yang basisnya sama dengan Kurikulum Merdeka. Kelebihannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak.

"Kami juga tidak menuntut anak harus mencapai target yang ada pada kurikulum, jadi kami harus menyesuaikan kembali sesuai hasil asesmen anak,” ucapnya.

Ia mencontohkan, peserta didiknya yang kelas IV, dari capaian pembelajaran targetnya harus bisa menghitung sampai dengan 50. “Ketika melihat kondisi anak saya tidak mampu untuk menghitung sampai 50, maka kita turunkan fasenya ke fase A yaitu menghitung sampai 20,” ujar Handayani.

(Marieska Harya Virdhani)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement