JAKARTA - Saat ini pendidikan di Indonesia sudah mulai memperkenalkan Kurikulum Merdeka mulai tahun 2023. Kurikulum Merdeka merupakan evaluasi atau update dari kurikulum sebelumnya yakni kurikulum 2013.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengadakan lokakarya pendidikan tentang sosialisasi Kurikulum Merdeka di Kota Padang pada tanggal 7 Agustus 2023. Lokakarya ini dihadiri oleh banyak guru dan kepala sekolah dari berbagai sekolah di Sumatra Barat.
BACA JUGA:
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Zulfikri, bahwa Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan kebebasan bagi pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan belajar siswa. Kurikulum ini berfokus pada materi esensial dan relevan dengan keberagaman potensi dan karakteristik peserta didik dan daerah.
"Prinsip ini memungkinkan siswa untuk membangun kreativitas dan inovasi dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Kurikulum ini juga menekankan pada pengembangan keterampilan non-teknis dan karakter melalui projek yang memperkuat profil pelajar Pancasila,” urai Zulfikri saat mengawali lokakarya dalam keterangan resmi kepada Okezone, Kamis (10/8/2023).
Menurut data dari Kemendikbudristek, lebih dari 293.000 sekolah di seluruh Indonesia, mulai dari PAUD hingga SMA, telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Implementasi kurikulum ini sudah mulai dilakukan serentak oleh sejumlah sekolah di Indonesia.
BACA JUGA:
"Di Sumatra Barat, banyak melahirkan tokoh bangsa di bidang pendidikan. ‘Alam Takambang Jadi Guru’, merupakan falsafah yang melandasi cara berpikir masyarakat Minangkabau. Segala sesuatu yang ada di ‘alam’ dapat dijadikan guru terlihat jelas dari penggunaan kata-kata yang berasal dari alam,“ ucap Zulfikri.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 17 Laing, Kota Solok, Yusran Rusmaladi menilai sekolahnya sudah menerapkan kurikulum tersebut. Dia menjelaskan bagaimana sejauh ini prosesnya.
"Sewaktu kelas I dan kelas IV melakukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tentang menanam dan menegolah hasil tanam jagung,” kata Yusran.
"Saya sangat antusias dengan penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah saya," ucap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Lengayang, Solmides.