MALANG - Siapa sangka jambu biji dapat dimanfaatkan sebagai produk sabun cuci tangan. Di Malang, Jawa Timur, empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memanfaatkannya menjadi produk sabun cuci tangan.
Data dari badan statistik pertanian hortikultura (SPH) 2023, Kota Malang, kota ini menjadi urutan ke-11 daerah yang menghasilkan jambu air terbanyak.
Namun melimpahnya tanaman jambu biji tak membuat tanaman ini dimaksimalkan pemanfaatannya oleh masyarakat. Hal ini menjadikan mahasiswa UMM ini mengolah jambu biji dan dikembangkan dalam bentuk sabun cuci tangan yang praktis dibawa ke mana-mana.
Ketua tim pengolahan Aisyiah Apriliano menerangkan, produk sabun ini dikemas cukup tipis dan layaknya kertas. Namanya Paper Soap Antiseptic dari Ekstrak Daun Jambu Air. Sabun dari jambu biji ini dinilai praktis untuk dibawa kemana-mana dan tidak khawatir tumpah saat diletakkan di dalam tas.
"Inovasi ini juga mempertimbangkan kebiasaan masyarakat yang masih mengesampingkan pentingnya mencuci tangan. Padahal tangan adalah perantara yang vital dan berpotensi besar memasukkan bakteri serta virus ke dalam tubuh," ucap Aisyiyah dikonfirmasi pada Sabtu pagi (5/8/2023).
Menurutnya, jambu biji memiliki kandungan yang dapat dijadikan sebagai antiseptik dan pembersih. Pasalnya di dalam daun jambu biji terdapat senyawa aktif berupa flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid, fenolik, dan tanin. Salah satu senyawa yang memiliki manfaat sebagai pembersih atau antiseptik yaitu senyawa saponin.
BACA JUGA:
"Pada konsentrasi 20 persen daun jambu air dapat membunuh bakteri staphylococcus aureus dikarenakan adanya enzim lisozim. Lisozim sendiri ialah enzim hidrolisis yang berfungsi sebagai antimikroba," ucap dia.
Mahasiswi jurusan farmasi itu menambahkan bahwa sabun yang dikembangkan memiliki segudang manfaat bagi kulit. Tidak hanya membersihkan tangan, tapi juga dapat melembabkan dan mencerahkan kulit.
“Produk ini tidak hanya menggunakan ekstrak daun jambu air saja, namun juga terdapat minyak zaitun yang menjadi bahan campuran sekaligus menambah manfaat yang diberikan,” katanya.
Menariknya, sabun ini cukup tipis dan bisa dikatakan sebagai paper soap. Selain itu juga tidak memberikan dampak buruk pada lingkungan, mengingat bahan-bahan yang digunakan berasal dari alam. Pembuatan sabun tentu tak lepas dari bahan texapon yang mengandung sodium lauryl sulfate (SLS).
"Bahan ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Maka dari itu, pada pembuatan sabun ini, kami hanya menggunakan konsentrasi kadar rendah sehingga tidak banyak berdampak buruk. Sekaligus untuk memaksimalkan manfaat dari kandungan ekstrak daun jambu air tersebut,” tuturnya.
BACA JUGA:
Terakhir, mereka berharap besar pada para pelaku industri dan inovator lain untuk lebih melirik produk berbahan dasar alami sebagai bahan utama. Dengan begitu, angka penggunaan senyawa berbahaya dapat dikurangi dan tidak berdampak buruk pada bumi.
“Indonesia kita ini memiliki potensi alam yang sangat melimpah. Sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Perlu adanya gerakan masif untuk memanfaatkannya dalam jangka panjang,” katanya.
(Marieska Harya Virdhani)