Share

Ketika Menteri Nadiem Pamer Capaian Merdeka Belajar di Depan 180 Negara di Inggris

Bachtiar Rojab, MNC Media · Rabu 10 Mei 2023 10:10 WIB
https: img.okezone.com content 2023 05 10 624 2811294 ketika-menteri-nadiem-pamer-capaian-merdeka-belajar-di-depan-180-negara-di-inggris-DAtaujZHfh.jpg Mendikbudristek Nadiem Makarim. (Foto: Ant)

 

JAKARTA - Education World Forum (EWF) digelar pada 7–10 Mei 2023 di London, Inggris. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim hadir dalam acara tersebut.

Dirinya menjadi salah satu pembicara pada Sesi Panel 1 bersama Jaime Saavedra, Direktur Global Pendidikan, Bank Dunia; Fayval Williams, Menteri Pendidikan dan Pemuda Jamaika; dan Colin Hughes, Direktur Assessment and Qualification Alliance (AQA).

 BACA JUGA:

Pada kesempatan itu, di hadapan delegasi 180 negara, Nadiem turut memamerkan capaian merdeka belajar, yang Ia klaim telah meningkatkan kualitas sistem pendidikan dan menjadikan proses belajar sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi pelajar di Indonesia.

“Untuk melahirkan pembelajar sepanjang hayat, kita perlu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak kita,” ujar Nadiem dalam keterangannya, dikutip Rabu (10/5/2023).

 BACA JUGA:

Dia menjelaskan, terdapat tiga terobosan besar dari merdeka belajar. Pertama, mengganti ujian berbasis mata pelajaran dengan Asesmen Nasional (AN), yakni menekankan pada proses pengembangan kemampuan literasi dan numerasi serta kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Kedua, lanjut Nadiem, adalah menghadirkan Kurikulum Merdeka yang dapat diimplementasikan oleh satuan pendidikan secara sukarela.

“Jika sebelumnya diperlukan lima sampai tujuh tahun untuk menerapkan kurikulum baru, kali ini kami melakukannya dengan cara yang berbeda, yakni menawarkannya kepada sekolah untuk diterapkan sesuai kebutuhan dan secara sukarela," imbuhnya.

"Dalam satu setengah tahun saja, delapan puluh persen dari total keseluruhan satuan pendidikan di Indonesia mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,” sambungnya.

Kurikulum Merdeka, kata dia, mengurangi konten pembelajaran sebanyak 30–40 persen guna menekankan pada pembelajaran yang mendalam, mengalokasikan 20 persen untuk pembelajaran berbasis projek, serta memberikan keleluasaan bagi guru mengatur kecepatan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

Selanjutnya yang ketiga, berkenaan dengan jenjang perguruan tinggi melalui perubahan pada mekanisme penerimaan mahasiswa baru. Perubahan dari tes berbasis mata pelajaran menjadi tes bakat telah mengubah pembelajaran di jenjang menengah menjadi lebih holistik.

“Kami menghapus tes berbasis mata pelajaran untuk penerimaan mahasiswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran di jenjang sekolah,” ungkap dia.

Follow Berita Okezone di Google News

Pada perhelatan Education World Forum yang berlangsung di Queen Elizabeth II Centre, London, Nadiem juga menjelaskan tentang transformasi Merdeka Belajar yang berfokus pada peningkatan kompetensi guru. Di mana, pendidikan pra-guru menjadi lebih berfokus pada kemampuan yang relevan dengan praktik, tidak hanya terbatas pada teori.

“Para Guru Penggerak adalah para guru yang mampu dan berani mengambil risiko, melakukan inovasi, dan memahami filosofi mendasar dari pendidikan,” ungkap dia.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini