Share

Perjalanan KH Ahmad Sahal, Sosok Pemantik Semangat Ponpes Gontor

Muhammad Fadli Rizal, Okezone · Senin 24 April 2023 09:15 WIB
https: img.okezone.com content 2023 04 21 624 2802055 perjalanan-kh-ahmad-sahal-sosok-pemantik-semangat-ponpes-gontor-Ioo3dPxzOo.jpg Trimurti Pendiri Ponpes Gontor: KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie, KH Imam Zarkasyi (ist)

GONTOR - Ahmad Sahal sudah berkelana ke berbagai pondok pesantren sejak usia 17 tahun. Ia banyak menyenam pendidikan di pondok pesantren di Ponorogo dan Pacitan.

Ia lahir di desa Gontor Ponorogo pada tanggal 22 mei 1901. Sahal merupakan putra kelima dari Kyai Santoso Anom Besari .

Usai menekuni kitab dan mendapat banyak ilmu, Ahmad Sahal melanjutkan pendidikan ke Algemeene Nederlandsch Verbon, sebuah sekolah untuk calon pegawai pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Ia menghabiskan waktu dua tahun, 1919-1921 di sekolah tersebut.

Hidup sebagai orang dengan banyak ilmu agama, Sahal dipercaya untuk menghadiri Kongres Ummat Islam di Surabaya. Ia berangkat sebagai utusan Madiun.

 BACA JUGA:

Setelah pulang dari kongres, pada 20 September 1926, Sahal membulatkan tekad untuk membuka kembali pesantren dengan nama Pondok Gontor.

Sahal bersama dua saudaranya KH. Zainudin Fananie, dan KH. Imam Zarkasyi menghidupkan kembali Gontor. Mereka bertiga kemudian dikenal dengan tiga bersaudara trimurti pendiri Pondok Modern Gontor

"Dan pada tahun yang sama membuka kembali Pondok Gontor dengan program pendidikan yang dinamakan 'Tarbiyatu-l-Athfal'" tulis laman Gontor.

Follow Berita Okezone di Google News

Tarbiyatu-l-Athfal merupakan pendidikan untuk anak-anak. Tak butuh waktu lama, program tersebut langsung populer dan menyedot banyak perhatian masyarakat luar Gontor.

"Setahun kemudian mendirikan Pandu Bintang Islam dan klub olah raga dan kesenian yang diberi nama “RIBATA” (Riyadhatu-l-Badaniyah Tarbiyatu-l-Athfal)," tulis laman Gontor.

Kemudian pada 1929, Sahal mendirikan kursus Kader dan Barisan Muballigihin yang berakhir hingga tahun 1932.

 BACA JUGA:

Tahun 1932, Sahal membuka Sullamul Muta’allimin, sebagai jenjang pendidikan di atas Tarbiyatul Atfal. Lewat jalan itu, Sahal ingin mencetak lulusan-lulusan berbobot yang mampu mengambil peran di tengah masyarakat.

Sullamul Muta’allimin dibuat karena Sahal menyaksikan betapa banyak lulusan Tarbiyatul Atfal yang bersemangat melanjutkan belajar ke tahap yang lebih tinggi.

Pembelajaran di tingkat Sullamul Muta’allimin lebih kompleks. Mulai dari fikih, hadis, tafsir, terjemah Al-Qur’an, pidato, diskusi, ilmu jiwa, sampai ilmu pendidikan. Tak hanya itu, para santri juga dibekali dengan keterampilan terapan berbagai bidang. Seperti seni, olahraga, gerakan kepanduan, dan lain-lain.

Pada tahun 1935 beliau mengetahui Ikatan Taman Perguruan Islam (TPI), yaitu suatu ikatan sekokolah-sekolah yang didirikan oleh alumni-alumni Tarbiyatul Atfal di desa-desa sekitar gontor.

 BACA JUGA:

Pada tahun 1937 mendirikan organisasi pelajar Islam yang di beri nama “Raudlatu-l-Muta’allimin”. Selain itu beliau juga mendirikan dan memimpin Tarbiyatu-l-Ikhwan (Barisan Pemuda) dan Tabiyatu-l-Mar’ah (Barisan Wanita).

Dalam kurun waktu tiga tahun, pondok yang didirikan Sahal memiliki kurang lebih 300 santri yang berasal dari berbagai wilayah. Bahkan menjadi lebih dari 500 santri pada tahun ketujuh.

Pada tahun 1977 tanggal 9 April tepat jam 19.00 WIB beliau wafat menghadap Allah.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini