Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kemendikbudristek RI Dorong Pemda dan Komunitas untuk Lestarikan Bahasa Daerah Papua

Natalia Bulan , Jurnalis-Senin, 20 Maret 2023 |14:24 WIB
Kemendikbudristek RI Dorong Pemda dan Komunitas untuk Lestarikan Bahasa Daerah Papua
Kemendikbudriste RI dorong Pemda dan komunitas untuk lestarikan Bahasa Daerah Papua/Antara
A
A
A

“Pada kesempatan ini, kita berada pada tahap koordinasi dalam bentuk rapat koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,” sebagaimana disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Papua Sukardi Gau dalam laporan kegiatan rakor yang menghadirkan narasumber dari perwakilan Badan Bahasa, Komisi X DPR RI, dan masyarakat adat Papua, Rabu (15/3).

“Mandat pelindungan bahasa dan sastra telah tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009. Selain itu, pembagian wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait hal tersebut tertuang di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014,” kata Widyabasa Ahli Muda, Badan Bahasa Miranti Sudarmaji mengawali sesi diskusi Rakor RBD.

Miranti juga menambahkan bahwa capaian program RBD tahun 2022 di Provinsi Papua cukup menggembirakan ketika pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) diikuti oleh 530 orang partisipan yang terdiri atas guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, dan dinas pendidikan.

Narasumber lainnya anggota Komisi X DPR RI Robert Joppy Kardinal mengatakan bahwasanya pelindungan dan pelestarian bahasa daerah bertujuan agar supaya para penutur muda akan menjadi penutur aktif bahasa daerah dan mempelajari bahasa daerah dengan penuh sukacita melalui media yang mereka sukai.

“Menjadi penting melibatkan berbagai pihak dalam revitalisasi bahasa daerah yakni keluarga, tetua adat, pegiat pelindungan bahasa dan sastra maupun institusi pendidikan,” tutur Joppy.

Pada tahun 2023, terdapat tambahan 2 bahasa daerah di Papua yang akan direvitalisasi yakni Bahasa Hatam di Manokwari dan Bahasa Moi di Kabupaten Sorong setelah sebelumnya pada tahun 2022 telah direvitalisasi 7 bahasa daerah yaitu Bahasa Sentani, Bahasa Kamoro, Bahasa Imbuti/Marind, Bahasa Biak, Bahasa Sobei, Bahasa Biyekwok/Biyabo, dan Bahasa Tobati.

Narasumber perwakilan masyarakat adat Papua yang merupakan penutur asli Bahasa Moi, Luther Salamala, menyoroti saat ini generasi muda di kalangan Suku Moi gengsi menggunakan bahasa daerah Moi dalam interaksi pergaulan.

“Hal tersebut disebabkan salah satunya banyak orang tua di keluarga tidak aktif menggunakan Bahasa Moi,” katanya.

Lebih lanjut, Luther mendorong peranan yang dapat dilakukan oleh masyarakat adat ataupun suku Moi dalam mempertahankan bahasa daerahnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement