Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Sekolah yang Sempat Ditinggalkan Para Siswa, Kini Maju dengan Pembelajaran Kontekstual

Arif Budianto , Jurnalis-Selasa, 17 Januari 2023 |15:55 WIB
Kisah Sekolah yang Sempat Ditinggalkan Para Siswa, Kini Maju dengan Pembelajaran Kontekstual
A
A
A

Sehingga pembelajaran seringkali hanya dengan pemberian tugas. Tingkat turnover guru juga sangat tinggi.

Dengan pendampingan selama setahun lebih, sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Achmad Prawiradikusumah tersebut akhirnya berubah total.

Proses pembelajaran berlangsung merdeka hingga terjadi peningkatan murid pendaftar pada masa tahun ajaran 2022/2023 mencapai 1,5%.

Guru SMP Prawira Ade Fajar mengungkapkan, KPM membantu menyelesaikan masalah internal maupun eksternal. Permasalahan internal seperti manajemen kepegawaian dibantu agar bisa efektif dan efisien.

Guru mendapatkan status full time sehingga bisa fokus mengajar murid di SMP tersebut. Komunikasi sekolah dengan yayasan juga mulai dibangun dengan baik.

Untuk permasalahan eksternal, SMP Prawira didampingi oleh yayasan dan KPM mengadakan sesi-sesi parenting.

Sesi tersebut mendorong kesadaran orang tua murid mengenai pentingnya belajar dan sekolah.

“Pembelajaran juga berubah. Banyak mentoring dari KPM yang diterima guru-guru SMP Prawira. Guru saat ini tidak lagi fokus ke pembelajaran yang mengejar ketuntasan materi tapi peningkatan kompetensi,” jelasnya.

Pasca didampingi, guru SMP Prawira mulai berdaya dengan ide-idenya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Misalnya ide pembelajaran dengan berkebun. Ide ini tercetus karena banyak orangtua murid berprofesi sebagai petani perkebunan dan adanya lahan luas milik sekolah yang bisa dimanfaatkan.

“Salah satu yang dikembangkan KPM, bagaimana agar pembelajaran kontekstual. Memberdayakan sumber daya yang ada dan lebih bermanfaat untuk sekitar. Yang menjadi kelebihan kita adalah punya lahan luas dan banyak yang kosong. Kita juga ada guru yang paham kalau tanah di Lembang adalah tanah yang subur dan bisa ditanami apa saja,” jelas Ade.

Dalam pembelajaran berkebun, terang Ade, murid tidak hanya bertugas menanam dan menyiram tanaman.

Murid diajak untuk belajar mengamati lebih dalam, seperti mencari permasalahan yang ada di kebun hingga mencari solusinya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement