Aphantasia adalah kondisi individu dengan kerusakan atau kurangnya imajinasi visual dan biasanya terjadi seumur hidup.
Aphantasia diasosiasikan dengan kesulitan dalam memori otobiografi dan pengenalan wajah (Zeman et al. 2020) serta aktivitas dalam sistem 'eksekutif' fronto-parietal dan di daerah otak posterior yang bersama-sama memungkinkan kita menghasilkan gambar berdasarkan pengetahuan kita yang tersimpan tentang penampilan (Bartolomeo, 2008).
Penelitian dari Galton yaitu seorang psikologis asal Prancis pada tahun 1880 melalui studi kuantitatifnya “Breakfast-Table Survey” melaporkan bahwa 2.1 - 2.7 persen dari 2.500 partisipan mengklaim tidak memiliki imajinasi visual.
Hal ini membuktikan bahwa ternyata memang benar ada individu yang tidak punya imajinasi visual.
Bagi kebanyakan orang akan mudah untuk membayangkan dataran luas penuh rumput dengan langit cerah berwarna biru dan domba-domba berlarian.
Tapi hal ini tidak berlaku untuk penderita Aphantasia. Dilansir science abc, ahli biologi evolusi, Robin Dunbar mengatakan bahwa tiap individu itu sama tapi yang membedakan adalah kehidupan dalam pikiran kita karena bagi mereka yang Aphantasia menganggap bahwa imajinasi tidak masuk akal.