Kemudian data diolah kembali untuk memperkirakan besarnya volume tsunami yang akan terjadi. Dari data akhir di tahap lokalisasi inilah yang kemudian akan diinformasikan kepada masyarakat apabila akan terjadi tsunami di lokasi tertentu dengan volume tsunami sekian.
Berbasis infrasound, inovasi alat karya tim Sapu Jagad ini dapat mendeteksi potensi terjadinya tsunami 15 menit lebih cepat dibandingkan alat pendeteksi tsunami lainnya seperti Buoy.
Sehingga, Observatorium dapat mendeteksi suatu lokasi akan terjadi tsunami 30 menit sebelum kejadian.
“Dengan begitu, warga di sekitar lokasi yang berpotensi tsunami dapat memiliki waktu evakuasi lebih lama,” jelasnya.
Dengan adanya inovasi yang berfokus pada mitigasi bencana tersebut, tim Sapu Jagad di bawah bimbingan Dr Eng Dhanny Arifianto ST Meng ini telah berhasil membawa pulang medali perunggu pada ajang Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XV 2022.
Hadi pun berharap semoga inovasi timnya yang dituangkan dalam KTI ini bisa segera terealisasikan.
(Natalia Bulan)