Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kegagalan PDKT Menurut Pandangan Psikologi Sosial, Mengapa Bisa Terjadi?

Zahra Khairani Yudhanti , Jurnalis-Rabu, 07 Desember 2022 |17:29 WIB
Kegagalan PDKT Menurut Pandangan Psikologi Sosial, Mengapa Bisa Terjadi?
Ilustrasi/Unsplash
A
A
A

Kali ini penulis berusaha memberi tinjauan pertanyaan tersebut dari sisi Psikologi Sosial tepatnya dari Teori Daya Tarik Interpersonal dan Teori Penetrasi Sosial.

Teori Daya Tarik Interpersonal digunakan untuk menggambarkan bagaimana antarindividu memelihara dan mengarahkan hubungan yang dipengaruhi oleh kesukaan dilihat dari fisik, penampilan, perilaku, kompetensi, ketulusan sehingga dapat memunculkan hubungan yang akan terjalin antara kedua belah pihak.

Teori Penetrasi Sosial digunakan untuk menganalisis proses komunikasi dan pengungkapan diri individu dalam membangun hubungan interpersonal (Abdurrahman, dkk., 2021).

Jangan khawatir, penulis tidak akan banyak menggunakan istilah ilmiah karena sudah merangkumnya agar mudah kalian pahami.

Mengapa terjadi PDKT?

Saat dua orang memutuskan untuk melakukan PDKT tentu ia memiliki rasa ketertarikan satu sama lain.

Rasa tertarik inilah yang kemudian memunculkan sebuah hubungan dan penentu sikap terhadap orang lain.

Kalau tertarik disini konteksnya naksir ya, jadi sikap yang diambil adalah PDKT itu tadi.

Ketertarikan yang timbul umumnya adalah ketertarikan secara fisik, tetapi sebenarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi ketertarikan seseorang. Ada apa aja mari kita simak bersama.

1. Ketertarikan Fisik

Kita memang cenderung lebih tertarik dengan seseorang yang menarik secara fisik. Bahkan seringkali muncul sikap ketidakadilan karena fisik juga.

Namun itu juga hal yang tidak dapat dipungkiri. Coba kita perhatikan sekeliling kita, kebanyakan yang memiliki pacar, banyak yang naksir, dan menjadi rebutan adalah cewe-cewe atau cowo-cowo yang good looking.

2. Kedekatan

Kita pasti akan sering berinteraksi dengan orang-orang yang jaraknya dekat dengan kita. Entah itu tetangga, teman satu kelas, satu bangku, atau satu circle.

Karena memang hubungan apapun, baik hubungan romantis maupun persahabatan lebih mudah tumbuh dengan orang-orang terdekat (secara jarak).

Kita akan memiliki perasaan lebih dekat yang akhirnya muncul perasaan suka dan saling memiliki. Nah kedekatan jarak ini memberikan efek yang lebih tinggi untuk timbul rasa tertarik dan suka.

3. Keakraban

Keakraban ini berpengaruh banget loh, terhadap rasa suka. Pasti udah sering lah, ya denger istilah sahabat jadi cinta.

Karena dua orang yang akrab, saat mereka berinteraksi satu sama lain akan memandang perilaku tersebut (misal membelikan air minum saat istirahat) memiliki nilai tinggi atau menganggapnya sebagai perilaku yang istimewa walaupun perilaku tersebut termasuk biasa saja dimata orang lain yang tidak akrab.

4. Kesamaan

Dua orang yang memiliki kemiripan seperti usia, agama, ras, pendidikan, hobi, lagu kesukaan, dan lain-lain akan lebih mudah menghargai pendapat dan pilihan mereka sendiri. Hal ini juga bisa banget memunculkan rasa suka. Kita pasti juga sering denger, ya jokes ‘ih kok kita samaan sih? Jangan-jangan jodoh?’.

5. Kemampuan

Pernah nggak kita diajarin matematika dengan Sang Juara Kelas, kemudian kita kagum dan memiliki ketertarikan tersendiri?

Nah, orang-orang yan kompeten, ahli, atau punya keahlian khusus yang dampaknya sampai ke kita (contoh Sang Juara Kelas tadi) akan memberi ganjaran dan konsekuensi positif pada diri kita, dan kita jadi cenderung ingin bersamanya dan menyukainya.

6. Tekanan Emosional (Stress)

Waktu kita kejebak hujan sampai sore, dan bus kota udah habis jam segitu, tiba-tiba teman kita (lawan jenis, ya) datang mengantar kita pulang.

Bagaimana perasaan kita? Mungkin tidak bagi kita untuk baper? Mungkin banget! Karena saat seseorang berada dalam situasi yang mencemaskan ia cenderung menginginkan kehadiran orang lain.

Seseorang yang dalam kondisi cemas tinggi atau rasa takut tinggi lebih ingin untuk berafiliasi atau butuh kehadiran orang lain (melakukan hubungan baik kerjasama, maupun hubungan lainnya).

7. Munculnya Perasaan Positif

 

Kita, tentu saja cenderung tertarik atau suka dengan orang yang membawa positive vibes bagi diri kita. Walau positive vibes disini tidak selalu berkaitan dengan perilaku orang tersebut. Pokoknya kalo ada dia ngerasa nyaman aja gitu, iya nggak?

8. Kesukaan secara Timbal Balik

 

Waktu kita tahu ada yang naksir kita, dia akan memberikan perlakuan khusus dan istimewa olehnya istilah psikologisnya reward.

Nah, reward inilah yang memicu perasaan positif dan baik serta meningkatkan harga diri kita. Jadi, sangat memungkinkan bagi kita untuk membalasa ‘rasa’nya dan terjadilah PDKT.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement