JAKARTA - Seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT) mulai diterapkan pada tahun ini. Dengan SNPT, ada beberapa perbedaan yang ditekankan oleh Kemendibudristek.
Plt Dirjen Dikti Kemendibukristek Nizam menjelaskan, tes atau ujian untuk jalur SNBT ini mulai mengacu pada akses yang lebih fleksibel.
Dia menuturkan, ada 2 sisi yang dipastikan untuk tetap berjalan sukses dalam seleksi masuk dengan tes ini. Pertama, adalah dari sisi calon mahasiwa yang memiliki minat terhadap program studi tertentu.
Kedua, adalah dari sisi perguruan tinggi negeri (PTN) itu sendiri. PTN memastikan para mahasiwa yang menempuh studi di kampusnya untuk sukses.
"Itu dipastikan ada seleksinya (untuk memastikan kedua sisi itu). Itu seleksi berbasis tes dari potensi calon mahasiswa. Yang diujikan adalah potensinya," jelas Nizam dalam paparannya, Kamis (1/12/2022).
Ada beberapa tes yang dilakukan untuk mengukut potensi calon mahasiswa tersebut. Salah satunya adalah tes skolastik. Tes ini juga dikenal dengan tes bakat atau tes kemampuan kognitif.
Lalu ada tes kemampuan literasi. Tes ini akan mengukur kemampuan bahasa asing calon mahasiswa, termasuk Bahasa Inggris. Juga ada kemampuan numerasi atau kemampuan nalar.
"Kita mengacu kepada praktik internasional yang diterapkan di negara maju. Masuk perguruan tinggi lebih kepada potensi calon mahasiswa melalui tes skolastik, tes kemampuan dia utk bernalar, menyelesaikan permasalahan, berfikir kritis di setiap pondasi program studi yang dipilihnya," jelas dia.
(Widi Agustian)