Sebelum menjadi Guru Besar, ia menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia. Siti juga pernah berkuliah di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Dia berhasil membuktikan bahwa perempuan bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya di mana pun seperti halnya laki-laki.
Selama dua periode, 1965-1968 dan 1968-1971, ia menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra UGM, serta Ketua Jurusan Asia Barat Fakultas Sastra UGM periode 1963-1975. Ia juga turut mengelola penerbitan Majalah Suara ‘Aisyiyah.
Siti Baroroh Baried barangkali merupakan salah satu sosok wanita paling berpengaruh dalam sejarah panjang Muhammadiyah dan tentu saja ‘Aisyiyah. Abd. Rohim Ghazali dalam tulisan di kolom Geotimes.co.id (2016) dengan judul “Kartini-Kartini Muhammadiyah” bahkan menyebut Siti Baroroh sebagai tokoh perempuan Muhammadiyah yang tergolong langka.
Banyak karya Siti Baroroh terkait pembelajaran mengenai filologi, ilmu tentang bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah; sebut saja Bahasa Arab dan Perkembangan Bahasa Indonesia (1970), Bahasa Indonesia sebagai Infrastruktur Pembangunan (1980), Panji: Citra Pahlawan Nusantara (1980), Pengantar Teori Filologi (1985), Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia (1985), Kedatangan Islam dan Penyebarannya di Indonesia (1989), dan masih banyak lainnya.
(RIN)
Follow Berita Okezone di Google News
(rhs)