Untuk tindak lanjut SK Gubernur tersebut, Gedung Kramat 106 kemudian dipugar Pemda DKI Jakarta pada 3 April 1973 dan selesai pada 20 Mei 1973.
Gedung Kramat 106 kemudian dijadikan museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda yang diresmian oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin pada 20 Mei 1973.
Pada tanggal 20 Mei 1974 Gedung Sumpah Pemuda kembali diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto.
Museum ini pun memiliki koleksi yang memiliki fakta-fakta yang akan dibahas selengkapnya di bawah ini:
1. Patung Prof. MR. Soenario
Patung Prof. MR. Soenario adalah satu di antara tokoh Indonesia pada masa pergerakan Kemerdekaan Indonesia dan pernah menjabat sebagau pengurus Perhimpunan Indonesia di Belanda.
Pada tahun 1968, Sunario berprakarsa mengumpulkan pelaku sejarah Sumpah Pemuda dan meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin untuk mengelola dan mengembalikan gedung Kramat Raya 106 ke bentuk semula.
2. Bendera INPO
Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) atau Organisasi Pandu Nasional Indonesia adalah peleburan dua organisasi kepanduan dari Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organistie (JIPO).
Pada tahun 1926 di Bandung, keduanya pun melebur dan menjadi INPO yang memiliki identitas bendera berukuran 84 cm x 120 cm berwarna merah dan putih.
3. Monumen Persatuan Pemuda
Monumen Persatuan Pemuda diresmikan oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Hayono Isman pada 24 Oktober 1994.
Monumen ini menjadi simbol kekuatan yang dibangun dengan persatuan dan kesatuan para pemuda, hal ini ditunjukkan dalam bentuk 'Tangan Terkepal'.
4. Patung Mohammad Tabrani
Mohammad Tabrani adalah jurnalis dan politikus Indonesia yang digolongkan sebagai wartawan dari angkatan tua sekaligus pelopor pemakaian Bahasa Indonesia.
Sepanjang pergerakan nasional Indonesia, namanya selalu tercatat. Ia dikenal sebagai seorang tokoh Jong Java dan pemimpin redaksi Harian Pemandangan.