JAKARTA - Tawas merupakan senyawa kimia anorganik. Pada dasarnya, tawas terbentuk dari garam sulfat ganda yang terhidrasi dari alumunium.
Rumus kimia tawas secara umum adalah XAl(SO4)2·12H2O.
Tawas cenderung memiliki rasa asam dan astringen. Namun, senyawa ini tidak berbau, tidak berwarna, dan sering ditemuka dalam bentuk bubuk kristal putih.
Tak hanya berbentuk bubuk, tawas juga ada dalam wujud kristal putih dan transparan. Cara yang digunakan adalah tawas akan diendapkan ke larutan berair.
Massa jenis tawas adalah 1,725 g/cm3. Dengan titik didihnya sekitar 200 °C dan titik lelehnya 92,5 °C.
Tawas umumnya dipakai untuk keperluan rumah tangga dan industri.
Jenis-jenis tawas di antara lainnya sebagai berikut ini.
1. Tawas kalium
Jenis tawas ini biasanya ditemukan di toko kelontong untuk pengawet dan baking powder. Tawas kalium juga sering disebut sebagai tawas putih. Bau yang dimilikinya seperti air logam.
Rumus kimianya adalah KAl(SO4)2 dengan massa molarnya 258,192 g/mol.
2. Tawas soda
Jenis tawas ini digunakan dalam pembuatan baking powder dan pengasaman makanan. Tawas ini memiliki bau air metalik.
Rumus kimianya adalah NaAl(SO4)2·12H2O dengan massa molar 458,28 g/mol.
3. Tawas amonium
Jenis tawas ini digunakan dalam pencelupan tekstil, pembuatan tekstil tahan api, pembuatan semen porselen, permunian air, dan bahan deodoran. Bau yang dimilikinya seperti air metalik.
Rumus kimianya adalah NH4Al(SO4)2·12H2O dengan massa molar 132,14 g/mol.
4. Tawas kromium
Jenis tawas ini berwarna ungu yang biasanya digunakan untuk membuat kristal lavender. Bau yang dimilikinya seperti air metalik.
Rumus kimianya adalah KCr(SO4)2·12H2O dengan massa molar 283,22 g/mol
5. Tawas selenat
Jenis tawas ini mengandung selenium (menggantikan belerang) sehingga menjadi oksidator kuat dan dapat digunakan untuk antiseptik.
Rumus kimianya adalah SeO42- dengan massa molar 482,9 g/mol.
Tawas tidak beracun, tetapi tetap bisa berdampak pada kesehatan manusia. Contohnya iritasi dan luka bakar pada kulit.
Jika tawas dihirup maka bisa menyebabkan sakit kepala, mual, dan iritasi pernapasan.
Jika tawas tertelan, maka bisa mengalami muntah, mual, diare, dan pendarahan gastrointestinal. Akan berakibat lebih fatal jika tertelan dalam jumlah yang cukup banyak.
(Natalia Bulan)