Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Malisya Deslilian, Lulusan FK Unisba di Usia 20 Tahun

Antara , Jurnalis-Senin, 29 Agustus 2022 |10:45 WIB
Mengenal Malisya Deslilian, Lulusan FK Unisba di Usia 20 Tahun
Malisya Deslilian dan kedua orangtuanya/Antara
A
A
A

“Apa yang diraih saat ini tidak lepas dari peran orang tua yang selalu memberikan ridho, doa dan semangat. Ridho Allah SWT bergantung ridho orang tua. Orangtua selalu menyemangati dan mendoakan karena tidak selalu berada di atas tapi terkadang ada waktunya down, jadi orang tua menjadi tempat pertama yang selalu support dan mendoakan kapan pun itu,” terang dia.

Ayahnya AKBP (P) H Makfud SE MM bekerja sebagai polisi, ibunya Hj Elis Sugiarti SAg SE MM, yang merupakan wiraswasta selalu mendidiknya dengan kedisiplinan dan ketegasan sedari Malisya kecil.

“Orang tua benar-benar selalu mengingatkan jika anak-anaknya tidak ada di jalurnya dan tidak akan dibiarkan begitu saja. Sehingga apa yang orang tua mau dan harapkan, saya ikuti selagi mampu dan bisa” kata dia lagi.

Ia menambahkan, FK Unisba pun memiliki andil dan dukungan atas apa yang diraihnya hingga saat ini khususnya dosen wali.

Dosen juga selalu mengingatkan kalau setiap angkatan harus selalu bareng satu sama lain. Sesama teman harus saling bantu, mendukung dan menyemangati agar bisa lulus bersama.

“Jadi kalau misalkan kurang solid angkatannya, maka belum tentu saya ada diwisuda ini. Jadi kuncinya solid dan kebersamaannya saya rasakan selama 3,5 tahun ini. Kita tidak akan dibiarkan ketinggalan, sehingga kita bisa lulus bersama. Kita selalu ditekankan bahwa kita harus saling bareng dan solid dengan mengajarkan 3K (Kebersamaan Kesejawatan dan Kekeluargaan),” terang dia.

FK Unisba dipilihnya menjadi tempat melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi karena nilai-nilai Islam yang dimiliki Unisba. Selama menempuh studi di Unisba, Malisya mengungkapkan, tidak selalu berjalan mulus.

“Kadang ada waktu down-nya, bahkan ada yang mau mundur. Jadi effort-nya yang harus naikin, juga semangat dan mood-nya. Benar-benar harus nangis dulu, cari semangat lagi buat gimana caranya. Alhamdulillah orang tua selalu support,” terang dia.

Ditambah kondisi pandemi COVID-19 yang memaksa harus mengikuti perkuliahan daring, yang mana pembelajaran tidak hanya teori saja, tapi juga praktik untuk meningkatkan skill sehingga praktik menjadi tantangan terberatnya.

“Untuk praktik harus ada alat penunjang lain yang biasanya disediakan dari kampus, sedangkan kita masing-masing di rumah sehingga ada keterbatasan. Akan tetapi bukan berarti tidak ada praktik, jadi fakultas juga mencari cara untuk tetap bisa berjalan,” kata dia lagi.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement