Saat itu, dia sudah menyimpan hasrat untuk bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi (PT), tetapi tanpa harus membebankan biaya kepada orang tua.
Dengan semangat itulah, Rendy sudah mulai rajin mencari informasi beasiswa. Seiring berjalannya waktu, tujuan Rendy untuk kuliah semakin mengerucut.
Fakultas Kedokteran, jadi sasaran Rendy saat selesai sekolah di tingkat SMA.
"Keyakinan untuk masuk fakultas Kedokteran semakin kuat, saat ayah meninggal dengan status positif Covid Juli 2021. Saya ingin jadi dokter, dan bisa melakukan banyak untuk menolong yang sakit," jelas dia.
Berbekal semangat yang menggebu, pencarian informasi beasiswa semakin ditingkatkan. Beberapa kampus di dalam negeri, didapat Rendy, menyediakan beasiswa. Namun, informasi itu gagal membuat dia kepincut.
"Memang ada beasiswa, tapi kan tidak full," jelas dia.
Tidak mau cepat menyerah. Rendy akhirnya melakukan pencarian informasi beasiswa di luar negeri.
Dari beberapa informasi yang didapat, muncullah beasiswa dari Rusia tersebut.
Setelah mempelajari ketentuan dan fasilitas yang akan didapat, Rendy memutuskan untuk mengambil peluang itu.
Dari hasil penelusurannya, beasiswa di kampus di Rusia itu mencakup semua jenjang, dari SI sampai S3.
"Daftar, akhirnya Alhamdulillah pada Januari 2022 dapat undangan di e-mail untuk tahapan selanjutnya, seperti wawancara secara Zoom. Maret, akhirnya dinyatakan lulus. Alhamdulillah," jelas dia berbinar.
Dalam proses pendaftaran, Rendy memilih 6 kampus. Dari enam kampus itu, dua di antaranya berada di Moskow.
"Nanti ke I.M Sechenov First Moscow State Medical University. Itu pilihan pertama," beber dia.
"Di sana, nanti beasiswa full, termasuk biaya hidup. Mohon doanya, semoga semuanya lancar, aamiin," jelas dia berbinar.
Dalam proses pencarian informasi, Rendy benar-benar menempuh jalan sunyi.
Bahkan, orang tuanya pun tidak mengetahui kerja keras yang dilakukan anaknya itu.