“Respons baik. Jadi, (mereka) merasa diingatkan, merasa berterima kasih diingatkan karena kadang-kadang karena pekerjaan jadi lupa diri saatnya masuk waktu sholat. Kadang ada juga ruangan yang tidak bisa mendengarkan azan, itu juga harus diingatkan,” jelas Prof. Sentot.
Namun, tak hanya respons baik yang ia dapat. Pernah satu kali Prof. Sentot mendapatkan respons yang kurang mengenakkan.
“Saat itu ada tim pemeriksa keuangan atau apa gitu, di TU sana. Itu kan saya ingatkan ini sudah saatnya sholat malah marah. Lalu, saya minta maaf,” kenangnya.
Guru Besar UNS yang kini berusia 66 tahun tersebut, juga turut berbagi kisah yang menurutnya lucu. Saat diingatkan sholat, terdapat mahasiswa yang bersembunyi di bawah meja agar terhindar dari ajakan Prof. Sentot. Terdapat dampak baik yang dirasakan juga, ketika terdapat kumpulan mahasiswa, saat Prof. Sentot mengajak sholat berjamaah di masjid, mereka akan turut serta. Menurutnya, karena mula-mula terpaksa, lama-kelamaan akan menjadi terbiasa.
Prof. Sentot merasa senang dengan kebiasaan yang telah ia jalankan. Baginya, hal tersebut memanglah kewajiban dirinya sebagai Muslim.
“Saya senang sekali karena memang kewajiban kita. Hal itu juga merupakan perintah Allah. Kita saling mengingatkan. Terkadang ketika mengingatkan salat, saya membutuhkan waktu 45 menit sampai satu jam,” jelas Prof. Sentot.