Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indonesia Masuki Era Kendaraan Listrik, PUI Baterai Lithium UNS Beberkan Fitur Keamanan

Tim Okezone , Jurnalis-Jum'at, 01 April 2022 |13:34 WIB
Indonesia Masuki Era Kendaraan Listrik, PUI Baterai Lithium UNS Beberkan Fitur Keamanan
Prof Nizam/Tangkapan layar media sosial
A
A
A

SOLO- Pemerintah mendukung penuh penggunaan kendaraan listrik. Hal ini membuat Pusat Unggulan Iptek (PUI) Baterai Lithium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sebagai pelaku riset penyimpanan energi baterai sampaikan fitur keamanan kendaraan listrik.

Produksi kendaraan listrik di dalam negeri menjadi fokus pemerintah untuk mengurangi emisi karbon hingga 29% dan diharapkan 2 hingga 3 tahun kedepan komponen baterai sebagai bahan bakar untuk kendaraan listrik di dalam negeri dapat terpenuhi.

 (Baca juga: UNS Beri Gelar Profesor Kehormatan kepada Pakar Sumber Daya Manusia Soeprayitno)

Sekretaris PUI Baterai Lithium UNS, Prof. Ir. Muhammad Nizam, mengatakan, bahwa yang perlu diperhatikan dalam keamanan kendaraan listrik adalah komponen baterai sebagai bahan bakarnya.

"Untuk menjawab pertanyaan apakah kendaraan listrik itu berbahaya, yang dikhawatirkan adalah bahan bakarnya. Nah di sini bahan bakar listrik, yang mana sebenarnya menjanjikan untuk beberapa tahun yang akan datang," ujar Prof. Nizam, dilansir dari YouTube Espos Live.

Melihat dari sisi komponennya, bahan bakar listrik ketika mengisi dayanya tidak berpengaruh pada berat kendaraan, jadi berat kendaraan relatif konstan. Namun, demikian ada faktor-faktor penting yang memang tidak boleh diabaikan, yaitu faktor safety atau keamanannya. Sama halnya dengan kendaraan ICE, safety di kendaraan listrik ini tidak hanya tentang pencegahan terhadap crash, tetapi juga tentang baterainya.

"Ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana penempatan baterai sebagai bahan bakar kendaraan listrik kompartemennya harus aman,”ujarnya.

“Kalau penempatannya tidak aman, baterai itu sendiri sensitif terhadap suhu, maka akan berbahaya. Jadi penempatan baterai yang tepat, dengan pendingin yang tepat itu akan mengurangi bahaya terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti ledakan atau terbakar, dan lain sebagainya. Di kendaraan listrik, khususnya kendaraan roda dua, penempatan baterainya harus bisa tahan banjir atau percikan-percikan air," bebernya.

Keamanan baterai ini juga dilihat dari bentuk packnya. Pack merupakan kumpulan dari sel-sel baterai yang sangat banyak. Tempat kompartemen dari kendaraan listrik tidak terlalu besar, maka juga menjadi tantangan ke depan. Bagaimana dengan kompartemen itu harus banyak energi yang bisa disimpan.

"Sebenarnya baterai itu sendiri adalah tempat saja, yang menggerakan adalah energinya. Tetapi di dalam baterai itu proses kimia electrochemical terjadi disana. Yang perlu kita perhatikan bagaimana casing atau covernya itu bisa terlindungi dengan baik terhadap benturan," tambah Prof. Nizam

Setelah mengetahui keamanan dari komponennya, ada juga yang perlu diperhatikan untuk menyongsong era kendaraan listrik, yaitu safety a tasting. Baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik harus lolos uji tes dan memiliki standar. Pengujian dari pack ini, selain kapasitas baterai tetapi juga menjamin bagaimana baterai itu tetap dalam keadaan aman.

"Ada standar ISO, tapi biasanya yang dipakai untuk kendaraan roda dua dan roda empat kita menggunakan R136 atau UN38.3 untuk pengujian baterai ini. Sebenarnya kalau di total, pengujian itu jumlahnya ada sekitar 17. Tetapi yang ada di Indonesia, misal untuk memenuhi UN38.3 saja hanya 8 saja cukup. Atau, kalau kita ingin agak lebih panjang lagi, misalnya pakai standar yang R136, bisa 10-belasan yang bisa digunakan. Nah ini bisa menjamin baterai ini aman," pungkasnya Prof. Nizam.

(Fahmi Firdaus )

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement