Setiap harinya, untuk bisa mengajar ia harus menembus hutan dengan medan yang sangat berat. Dia harus menembus jalan penuh batu dan lumpur serta menyebrangi tiga sungai tanpa jembatan selama hampir 1,5 jam.
Tak jarang jika sungai dalam kondisi banjir, Andik harus menyebrang dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.
Demi mendapatkan kesejahteraan yang memadai, Andik sudah berkali kali mengikuti tes CPNS namun selalu gagal. Begitu juga saat dirinya mengikuti tes PPPK, dan berakhir dengan kegagalan.
Andik sempat dijanjikan akan diberi perhatian khusus oleh pemerintah. Namun ternyata hasil yang diterima ternyata dinyatakan tidak lolos. Dia mengaku sebenarnya sangat kecewa. Namun ia tak punya pilihan lain.
Meski demikian, Andik bertekad akan tetap mengajar meski secara keuangan ia sangat kekurangan. Dia berharap pemerintah serius memikirkan nasib guru honorer yang mengajar di daerah terpencil seperti dirinya.
(Susi Susanti)