Melalui inovasi pengajaran ini, Disdik Cirebon berharap anak-anak tetap semangat dan terdorong untuk membaca, sekaligus dapat mencintai budaya lokal mereka. Menurut Irawan, ini merupakan langkah awal untuk memajukan pendidikan di Kota Cirebon.
Dosen pendidikan dasar Dede Awaludin mengatakan bahwa penyampaian kreatif dari tenaga pendidik, seperti menggunakan cerita rakyat dan dongeng dapat membantu anak mengembangkan keterampilan literasi mereka.
“Kebiasaan membaca yang harus dilakukan secara rutin, sebaiknya diimbangi dengan penyampaian yang kreatif dari tenaga pendidik. Dengan mengemas kebiasaan melalui cerita rakyat, dongeng, dan pelajaran bahasa daerah, anak didik dapat lebih mengembangkan kemampuan literasi mereka, sekaligus membentuk pemahaman dan kecintaan terhadap keunggulan dan kearifan Kota Cirebon,” kata Dede.
“Tenaga pengajar juga dapat mengaitkan kebiasaan literasi dengan bermain yang berangkat dari hobi dan minat anak. Lebih dari itu, lingkungan sekolah juga harus mendukung upaya literasi tersebut, seperti pemberdayaan mading, ajak membaca buku non-pelajaran sebelum kelas dimulai, memasang poster di sekolah, membuat papan karya literasi, mengadakan lomba literasi, dan mengaktifkan perpustakaan,” tambahnya.
Selain itu, membangun budaya membaca merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir risiko learning loss pada peserta didik yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Kegemaran membaca yang dikembangkan sejak usia sekolah dasar akan memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan minat belajar, penambahan wawasan, dan peningkatan kemampuan berpikir kritis.
Guna membantu memaksimalkan keterampilan literasi anak didik, Migo – jaringan offline yang mendistribusikan konten digital, termasuk konten pendidikan – menyediakan sebuah konten belajar membaca untuk anak, seperti konten seri Ayo Belajar Membaca Bersama Diva dari mitra Migo, Kastari Animation.