JAKARTA - Selaku Ketua Wali Majelis Amanat UNS, Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, menyampaikan materi mempersiapkan generasi emas untuk solusi permasalahan bangsa dalam dalam webinar dan call for paper yang diselenggarakan oleh Komisi III Dewan Profesor Universitas Sebelas Maret.
"Sebagaimana telah bersama-sama kita ketahui, “Generasi Emas” merupakan idiom yang pertama kali diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu, Prof.Moehammad Nuh, pada 2 Mei 2012," ujar Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, Selasa (7/12/2021).
Istilah ini menunjuk generasi yang akan tumbuh dan berkembang dalam satu abad kemerdekaan Republik Indonesia pada 2045 yang akan datang. Dari tahun 2012 sampai 2035, Indonesia memperoleh bonus demografi yaitu jumlah penduduk usia produktif paling tinggi di antara usia anak-anak dan orang tua.
Dari data yang diperoleh Badan Pusat Statistik 2011 bahwa jumlah anak usia 0-9 tahun mencapai 45,93 juta, sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah anak-anak kader Generasi Emas 2045, karena nantinya pada 2045 mereka yang berusia 0-9 tahun akan berusia 35-45 tahun dan yang berusia 10-19 tahun akan berusia 45-54 tahun. Mereka lah yang nantinya akan menjadi pemegang pemerintahan dan roda kehidupan di Indonesia.
Baca Juga : Segera Buka Kampus Baru di Jakarta, Ini Prodi yang Disiapkan UNS
Peran penting “Generasi Emas” ini sangat menarik untuk dicermati karena akan menentukan dinamika bangsa dan negara di republik yang kita cintai ini. Pada titik inilah, kita memiliki harapan bahwa “Generasi Emas” kelak akan membawa kemajuan republik ini dan kemajuan ini merupakan harapan yang dibangun dan dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
"Peran Generasi Emas harus mengisi kemerdekaan dengan semangat persatuan dan mencari perekat yang justru mempersatukan bangsa Indonesia dan memperkuat persatuan di tengah kemajemukan Indonesia dari berbagai aspek. Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan ideologi yang tidak hanya menjadi simbol, tetapi dipahami dan direalisasikan sebagai instrumen pemersatu bangsa Indonesia. Dalam kemajemukan karakter masyarakat Indonesia, gotong royong adalah nilai fundamental bangsa ini," tuturnya.
Follow Berita Okezone di Google News