JAKARTA - Berita duka datang dari Indonesia kita tercinta karena belum lama ini Gunung Semeru mengalami erupsi yang menelan korban jiwa 15 orang, serta pemukiman penduduk yang luluh lantak saat erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021.
(Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie dan Idhan Lubis yang Meninggal Dalam Dekapan Semeru)
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) turun untuk melakukan penilaian dampak bencana dan pendirian posko. Mahasiswa UGM ini terdiri dari tim Disaster Response Unit (DERU) bersama Mapagama (Mahasiswa Pencinta Alam) UGM yang beranggotakan 7 orang, yaitu 3 orang dari DERU dan 4 orang dari Mapagama.
Tim pertama Mapagama dan DERU berangkat pada Minggu (5/12) dini hari menuju lokasi bencana letusan Gunung Semeru.
(Baca juga: Detik-detik Satu Keluarga Terjebak Letusan Dahsyat Gunung Semeru)
“Mereka berkoordinasi dengan Kepala Resort Pronojiwo TN Bromo Tengger Semeru” ujar Irfan dikutip situs UGM, Senin (6/12/2021).
Selain Tim Mapagama dan DERU, tim kedua terdiri dari tim Menwa UGM yang membawa peralatan bantu lebih lengkap seperti logistik bagi pengungsi terutama temporary shelter, terpal, selimut, tikar, dan lain sebagainya.
Sekadar diketahui, korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru kembali bertambah. Berdasarkan data terbaru Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, korban meninggal dunia 15 orang. Jumlah korban jiwa tersebut berdasarkan data per hari ini, Senin (6/12), pukul 11.10 WIB. Posko juga melaporkan jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 27 orang.